Bagian 34

889 78 17
                                    

-Selamat Membaca-

Hari demi hari di lalui dengan rasa hampa oleh Kirana, Jaka masih sama, bersikap dingin kepadanya.  Bahkan, Jaka tak segan-segan memarahinya di hadapan seluruh Teman sekelasnya.

Kini, Kirana sedang berJalan menuJu Ruang Guru, ia harus mengumpulkan Tugas Teman-temannya ke meJa Bu Tami. Suasana koridor begitu ramai dengan para murid yang berlalu lalang.

Dari keJauhan Kirana bisa melihat Jaka sedang berJalan ke arahnya, pandangan mereka sempat bertemu, namun Kirana lebih dulu berpaling ke arah lain. Ia Jera mengingat kemarin, Ia habis diomeli oleh Jaka di depan sebagian murid SMA Surya Kencana. Salahnya Juga yang berani menyenggol Inara yang saat itu sedang berJalan berdampingan bersama Jaka.

Salahnya Juga, menyimpan rasa cemburu di kala Jaka sudah Tak lagi memiliki perasaan kepadanya.

Tak lama kemudian, ia kembali menaikkan pandangannya karena ingin menatap Jaka. Senyumnya mengembang, merekah layaknya bunga. Tapi, berbeda dengan ekspresi Jaka yang biasa-biasa saJa, seolah Tak menyadari kehadiran Kirana, padahal ia Jelas melihatnya.

Tak ada lagi senyum hangat yang diberikan oleh Jaka kepada Kirana, Senyum yang dulunya selalu Kirana balas dengan kemarahan, kini berganti dengan pandangan seolah Tak mengenal. Kemudian, Jaka berlalu begitu saJa, padahal Kirana menghentikan langkahnya hanya untuk sekedar menyapa Jaka.

Kirana kembali menoleh ke belakang, menatap punggung tegap yang lama kelamaan menghilang karena semakin Jauh dari pandangannya. Jaka benar-benar menepati perkataannya, yang tidak akan mengganggu Kirana lagi. Dan Kini, Kirana-lah yang menganggunya.

Bugh

"Awh!"

"Sorry!"

Senggolan keras di bahunya membuat Kirana terJatuh ke lantai. Ia mendongak dan mendapati Ayhara dan Gengnya yang sedang menatap mengeJek ke arahnya. Lalu, mereka melenggang pergi begitu saJa seusai melancarkan aksi nakalnya. Namun, sebelum benar-benar pergi, Ayhara sempat menginJak-inJak salah satu buku hingga terlepas dari sampulnya. Tawa mereka begitu nyaring dan membuat Kirana mati-matian menahan umpatannya.

•••

Kirana yang baru saJa sampai, tercekat saat mendengar suara nyaring dari dalam Rumahnya.

"Ayudia memang bodoh, bisa-bisanya dia membatalkan pertunangannya dengan Jevano!" Dengus Liano sambil berkacak pinggang. KerJa sama bersama Keluarga Sabara memang tetap berJalan, namun ia merasa murka saat Pertunangan Anaknya batal.

Penyebabnya? Jangan di tanya lagi, sudah pasti Kirana-lah yang melakukannya. Entah, dengan ancaman apa hingga Putra dari Keluarga Sabara rela membatalkan Pertunangan.

Langkahnya Terasa kaku, ia terdiam di balik pintu sembari mendengarkan apa lagi yang akan Ayahnya katakan. Apa katanya? Bodoh? Yang benar saJa! Jaka lah yang membatalkan pertunangan dan bukan dirinya.

"Sudahlah Pah, mungkin mereka nggak saling mencintai satu sama lain." Sahut Alan seraya memiJit pelipisnya yang berdenyut nyeri. SeJak Tadi Liano Terus mengomel dan menyalahkan Adiknya.

Liano duduk kembali, "Tidak bisa begitu, dalam pernikahan bisnis Tidak perlu ada yang namanya Cinta."

"Pah, Jangan mengekang Ayu. Lagipula, Anak dari keluarga Sabara itu belum Jelas bisa bersikap baik sama Ayu." Ucap Alan sabar.

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now