Bagian 24⚠️

2.1K 102 25
                                    

Mature Content


-Selamat Membaca-


PLAK

Lamunan Kirana terpecah seketika saat pipi kanannya, mendadak mendapatkan sebuah tamparan keras dari Ayahnya.

Tentunya, saat ini pipinya terasa memanas bercampur perih. Warna kulit wajahnya telah berubah merah, layaknya keadaan pelupuk matanya yang sejak tadi terus-terusan menahan air matanya supaya tidak menetes, membasahi pipinya.

Kirana tampak mati-matian menahan air matanya supaya tidak menetes, Gadis itu tidak mau terlihat lemah dihadapan Ayahnya.

Sembari menyentuh pipinya yang memar, Kirana menatap Ayahnya, meminta penjelasan atas tamparan yang baru saja diterimanya.

"TIDAK PUNYA SOPAN SANTUN!" Liano membentak Gadis itu sambil mencekal sebelah bahu Kirana, menekannya dengan kuat sampai Gadis itu tidak tahan dan menyerah, air matanya akhirnya menetes deras. Pundaknya terasa sakit dan linu, cekalan itu tidak main-main, sakit sekali. "Dari awal Saya sudah berpesan untuk tidak bersikap buruk di depan rekan bisnis Saya, dan  bisa-bisanya Kamu membuat Saya malu di depan Keluarga Sabara!"

"Turuti perintah saya," Deru napas Liano kembali normal, Pria itu melepaskan cekalannya dari bahu Kirana, namun tetap menatap tajam ke arah Gadis itu, yang sudah lebih dulu membalas tatapan Liano. Tak kalah menusuk. "Malam ini, Kamu harus mau-"

"Apa? Tunangan sama Gembel itu? Najis!" Sela Kirana disertai decihan muak.

"JAGA BICARAMU!" Suara Liano melonjak kembali, amarah didalam dirinya semakin terpantik karena sikap putrinya yang buruk dan tidak beretika. "Saya tidak menerima penolakan apapun, malam ini kamu harus menerima pertunangan antara Kamu dan Jevan. Suka tidak suka, Kamu harus menuruti perintah saya."

"Dan Kamu harus meminta maaf kepada Jevan beserta Keluarganya atas sikap tidak bermoral yang kamu lakukan."

"Bila perlu, lebih baik Kamu bersujud di depan mereka, memohon ampun."

Kirana mendelikkan matanya, tidak menyukai permintaan memalukan seperti itu, "Papa masih waras? Aku masih sekolah, dan Nggak sepantasnya diusia muda kayak sekarang, Aku diharuskan menerima Pertunangan yang Nggak masuk akal," Kirana melepaskan semua keluhannya. "Ayu masih muda Pah, ada mimpi yang harus Ayu raih, dan tunangan sama Jaka akan jadi hambatan di kehidupan Aku nantinya!" Jelas Kirana yakin.

"DAN, AKU JUGA NGGAK MAU MINTA MAAF. JAKA PANTAS DAPATIN ITU." Tambahnya disertai ekspresi benci yang kentara. Apa katanya? Bersujud? Cih, amit-amit!

Gadis itu buru-buru menyeka air matanya yang semakin berderai tidak terkendali. Sialan, kenapa ia selemah ini!

"Ternyata, Kamu sendiri yang memutuskannya."

Ucapan Liano membuat Kirana berhenti menyeka air matanya, "Maksud Papa apa?" Tanya Kirana, menyipitkan matanya curiga.

"Setelah Kamu tamat sekolah nanti, tidak ada yang Namanya kuliah di Australia. Saya akan mendaftarkan Kamu untuk kuliah di Universitas yang sudah saya tentukan."

"Di Semarang." Lanjutnya.

Kirana memekik, "NGGAK, AKU NGGAK MAU TINGGAL DISEMARANG!"

Pria paruh baya itu tampak melirik kesal saat jeritan Kirana membuatnya terkejut. "Kalau kamu tidak mau tinggal dan kuliah di Semarang, Kamu harus mau menerima pertunangan ini."

"Pa-"

"Kamu bisa memilih," Liano menekan kalimatnya satu persatu. "Kalau Kamu menolak pertunangan ini, mau tak mau, Kamu harus bersedia tinggal di Semarang bersama Ibu Saya. Atau, Memilih menerima pertunangan ini dan Kamu bebas ingin kuliah dimanapun dan melakukan apapun. Saya tidak akan lagi memaksa Kamu untuk mendapatkan peringkat pertama."

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now