Bagian 42

1K 89 47
                                    

-Selamat Membaca-

"Kirana, buka pintunya."

Gedoran brutal itu terus berlanJut disertai suara Devina yang tidak henti-hentinya berteriak. Hal itu Jelas semakin membuat suasana terasa menyebalkan. Serius? Apa seperti ini etika bertamu ke Rumah Orang? Berteriak seperti Orang Gila, dan sama sekali tidak Mengucapkan salam terlebih dahulu. Devina benar-benar membuat batas kesabarannya menipis. Lihat saJa nanti, akan ia ketuk kepalanya dengan Centong Sayur.

Kirana yang saat ini Tengah sibuk mencuci piring terpaksa harus buru-buru menyelesaikan pekerJaannya.

"Sabar Devina..." Kirana menekan setiap perkataannya, ia malas membalas teriakan Sahabatnya. Setelah mencuci Tangannya, ia berJalan kedepan dan lekas membuka pintu. Jika tidak cepat dibuka, Kirana yakin pintu itu akan cepat rusak karena terus di Gedor oleh Devina yang tidak tahu diri. Ck, ia Jadi malu pada Tetangga di sekitarnya, pasti seJak tadi mereka sudah merasa terusik dengan suara Devina yang mirip terompet Tahun baru.

Cklek...

"Kira-"

"Apa?" Tanya Kirana malas-malasan. Tubuhnya ia sandarkan di kusen pintu, seraya meneliti penampilan Sahabatnya. Cih, apa-apaan ini, Devina masih memakai Piama tidurnya, rambutnya saJa tampak acak-acakan. Kirana tebak, saat Terbangun dari tidurnya, Devina pasti Langsung melipir ke Rumahnya.

Kurang kerJaan, pasti saat ini Argan Tengah kerepotan Mengurusi dua anaknya. Mengingat, Jika Istrinya saat ini tepat berada di teras Rumah Kirana.

Kirana melirik Jam di dinding, waktu masih menunJukkan pukul 6, dan...

Apa maksud Devina bertandang Pagi-pagi buta ke Rumahnya!

"Dev, Lo udah cuci muka Nggak sih? Kucel banget." UJar Kirana, Lalu berJalan memasuki Ruang Tamu, di ikuti oleh Devina.

"So?"

Devina tak lantas menJawab, namun lebih dulu meraih Toples berisi keripik Pisang. Melihat hal itu, membuat bibir Kirana berkedut Jengkel. "Buruan deh, Gue banyak kerJaan tau. Cucian baJu Gue numpuk di Belakang." Serunya, kentara sekali Jika ia Tengah kesal.

"Laundry lah." Balas Devina santai, kini ia  Tengah sibuk mengotak-atik Ponsel yang sedari tadi ia Genggam.

"Laundry apaan sih! Ini tuh Tanggal tua, Gue belum GaJian. Dan Gue harus extra Ngirit mulai dari sekarang. Gue Juga masih punya cicilan kulkas tau. Selagi Tangan masih bisa dipake, ya dimanfaatin aJa." Balas Kirana kesal, ia pun beralih merebut toples keripiknya dari Pangkuan Devina. Memeluk benda itu Possessif, Cemilan ini adalah cemilah terakhir yang ia simpan. Ia tak mau keripik kesukaannya ini habis dilahap oleh Devina.

"Makanya, Lo beli mesin cuci kek, daripada Lo capek-capek nyikat mulu tiap hari." Sarannya.

"Lihat tuh, Nail art Lo, udah pada pudar. Nggak niat ke Salon lagi nih?" Tawarnya.

Kirana tak menJawab,

"Oke-oke." Devina menyerah,

Sementara itu, ia memulai pembicaraan, "Lo udah tau belum?"

"Apaan?" Balas Kirana ketus, ia masih asyik Mengunyah dan tampak tidak tertarik dengan topik obrolan dari Sahabatnya. Matanya sibuk Menatap layar Televisi yang Sedang Menayangkan berita tentang Selebriti masa kini.

"Sebelumnya, Lo udah masuk Nggak, ke Grub Angkatan?" Celetuknya, menatap Kirana.

Kirana menoleh sekilas, dan kembali menatap Televisi, "Gue udah keluar."

Devina lantas berdecak, "Ck, pantesan."

Kemudian Devina melanJutkan ucapannya, "Hmm, Lo tau Nggak? Kalau dia udah balik?" Ucap Devina pelan, sedikit takut Menyinggung perasaan Kirana. Namun, saat mengamati raut waJahnya, Gadis itu tampak biasa-biasa saJa.

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now