Bagian 35

764 64 9
                                    

-Selamat Membaca-

Lagi-lagi Kirana bersimpuh di hadapan sebuah makam, sembari membaca pahatan nama yang tertera di batu Nisan Tersebut.

Aryo Nawang...

Hari ini Alan mengaJaknya mengunJungi sebuah pemakaman yang Jauh dari pemukiman penduduk. Alan bilang, makam yang ada di depan mereka sekarang adalah makam Ayah kandung Kirana yang Telah meninggal sepuluh Tahun yang lalu.

Alan Juga berkata, Jika Kirana memiliki nama lain sebelumnya. Nama yang Ibunya berikan kala ia lahir ke dunia. Namun sayang, Tak lama kemudian Sahaya menghembuskan napas Terakhirnya.

Liano pun mengganti nama bayi perempuan yang dilahirkan oleh Sahaya dengan nama yang sekarang dikenal dengan, Kirana Ayudia Naqzim. SeJak kepulangan Kirana kemarin, ia Terus mendesak Kakaknya agar mau menceritakan apa yang Kirana dengar dari percakapannya dengan Liano. Karena Terus di desak, akhirnya Liano membuka semua kebenaran. Memang benar, Liano bukan Ayah kandung Kirana. Dan perihal perselingkuhan Sahaya, memang Fakta yang Tidak bisa di sembunyikan lagi.

Sampai sekarang pun, Kirana belum lagi bertemu dengan Liano. Alan bilang, Liano sedang pergi ke luar kota bersama Saira. Jadi, perihal hilangnya Kirana kemarin hanya di ketahui oleh Alan dan Saira.

"Kak Alan sayang kan sama Ayu?"

Alan mengangguk. "Saya selalu menyayangi Kamu."

Kirana menunduk sedih, "Tapi Ayu sama Kak Alan kan beda Ayah."

"Ayu, kamu dan saya memang berbeda Ayah. Tapi, kita berdua di lahirkan oleh Wanita yang sama."

"Tapi, kenapa Papa nggak sayang Ayu dengan Tulus?" Tanya Kirana lagi.

"Papa masih belum bisa berdamai dengan masa lalunya Yu. Papa masih Tidak menerima, Jika Bunda lebih memilih kabur dengan Lelaki lain." Terangnya sambil merangkul Kirana.

"Dulu Papa benar-benar marah, karena bunda pulang dalam keadaan hamil Kamu."

"Tapi, Papa sebenarnya masih sayang sama Bunda, akhirnya Papa rela menerima Bunda kembali. Papa merawat Bunda dengan penuh kasih sayang walaupun sudah di khianati, Papa menutup mata dan melupakan kenangan menyakitkan itu. Dan dimalam Bunda ingin melahirkan, Papa begitu cemas menunggu persalinan. Dan lahir lah Kamu, bayi mungil yang benar-benar mirip dengan Bunda. Hubungan Papa dan Bunda kembali harmonis dengan di karuniai dua orang anak. Dan di umur mu yang ke dua Tahun, Bunda mulai sering merasa pusing. Dan akhirnya, Bunda Jatuh sakit. Tidak berselang lama, Bunda pun meninggal."

"Kakak nggak benci kan sama Ayu?"

Alan mengulas senyumnya, menarik Kirana ke dalam dekapan hangatnya. "Dulu, mungkin Kakak kecewa dengan sikap Bunda dan Tidak menyukai bayi yang ada di perut Bunda. Namun, setelah Kamu lahir, Tidak ada rasa benci sama sekali di hati Saya. Justru, Saya senang mempunyai Adik selucu Kamu. Saya menyayangi Kamu Ayu, saya Juga sudah berJanJi sama Bunda untuk menJaga dan melindungi Kamu dari Orang-orang yang Jahat. Saya akan selalu berada di samping Kamu, hingga Kamu menemukan pendamping yang mau menerima segala kekurangan yang kamu punya."

Kirana menyeka air matanya sembari mengeratkan pelukannya. Ia bersyukur, Masih memiliki Kakak kandung yang sangat menyayanginya. Pandangannya kembali mengarah ke Makam,

"Ayah..." Lirihnya pedih.

•••

"Jaka!"

Jaka yang sedang berJalan di koridor lantai dasar, di kagetkan dengan kehadiran Kirana yang muncul Tiba-Tiba dari balik Tembok. Dengan senyum sumringah, Kirana menghampiri Jaka yang berdiri Tak Jauh darinya.

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now