Bagian 15

1.2K 89 8
                                    

-Selamat Membaca-

"Buat kenang-kenangan." Argan tersenyum Jahil.

CKREK

Lagi, Argan kembali membidik gambar keduanya.

Jaka berusaha bangun dengan tubuh Kirana yang masih menduduki perutnya. Mereka sama-sama saling berpandangan. Yang satu dengan raut tak percaya dan satunya lagi dengan pandangan lelah.

Gadis itu memundurkan tubuhnya ke belakang, membuat Jaka reflek mengerang saat Kirana menekan sesuatu yang berada di bawah sana. Kirana meneguk ludahnya susah payah saat menyadari posisi ambigu mereka saat ini. Posisi yang bisa menimbulkan prasangka buruk dari orang-orang yang melihatnya.

"Kirana..." Jaka terengah, semakin membuat gadis di depannya mematung kaku.

Deru napas Jaka terdengar terengah-engah di depan gadis itu. Hal itu semakin membuat Kirana merasakan perasaan gugup yang muncul tiba-tiba.

Mendadak Pandangan Kirana meredup. Ia merasa benda-benda di sekitarnya melayang-layang.

Kirana merasakan pusing yang berkunang-kunang di kepalanya. Tepat setelah itu, dari dalam hidungnya langsung mengalir darah segar yang lansung mengotori seragam putihnya. Kulitnya pun berubah pucat dan tak ada lagi rona merah muda di pipinya. Bibirnya bergetar,

"Kirana Lo kenapa?!"

Samar-samar ia mendengar suara yang memanggil namanya berulang kali, entah mengapa ia tak sanggup untuk menyahutinya. Pandangannya mengabur, kesadarannya mendadak menghilang dan tubuhnya langsung ambruk ke depan. Menubruk tubuh Jaka.

"Kirana?" Panggilnya pelan

"Kirana?" Jaka kembali memanggilnya. Di raihnya kedua bahu gadis di depannya yang saat ini menutup matanya. "Kirana bangun!"

Argan lekas mendekati Jaka, penasaran dengan keadaan Kirana yang tiba-tiba langsung pingsan. "Kenapa?"

Jaka menggeleng. "Gue gak tau, tiba-tiba Kirana langsung pingsan."

"Dia mimisan." Sambungnya.

Dengan gerakan cepat, Jaka membalikkan posisi. Tangannya menepuk pelan pipi Kirana berkali-kali, berharap gadis itu mau merespon sentuhannya.

"Bangun Kirana," Panggilnya lagi, namun tetap sama. Gadis itu tak merespon. Rasa panik langsung menghampiri Lelaki itu, dadanya bergemuruh nyeri saat darah dari hidung Kirana kembali mengalir. "Kirana Lo kenapa?"

"Buruan, bawa ke UKS." Cetus Argan dan langsung di angguki oleh Jaka.

Jaka langsung mengangkat tubuh Kirana ke dalam gendongannya. Melangkah tergesa-gesa keluar dari Perpustakaan. Argan mengambil langkah cepat, mengikuti Jaka dari belakang.

Perasaan Jaka tak menentu, ia takut Kirana mengalami hal yang buruk. Ia takut Kirana kenapa-kenapa. Dan ia tak mau Kirana mengalami hal yang buruk. Jaka tidak ingin kehilangan Kirana.

Mereka sampai di UKS.

Jaka meletakkan tubuh Kirana dengan hati-hati di atas brankar. Di bersihkannya dengan lembut sisa darah yang ada di hidung Kirana.

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin