Bagian 06

1.3K 95 0
                                    

-Selamat Membaca-

•••

"Kirana! Lutut Lo berdarah." Sentak Jaka panik. Perasaannya risau saat melihat luka di lutut gadis itu, tetapi Kirana tetap acuh dan tak memperdulikan ocehan lelaki di sebelahnya.

"Kirana?"

"Ck! Berisik banget sih Lo !" Bentak Kirana kesal, membuat Jaka tiba-tiba terdiam dengan mulut terkatub rapat. Sifat asli Kirana muncul kembali. Nyolot.

Gadis itu menatap sebal Jaka, karena sikap berlebihan lelaki itu yang menurutnya sangat alay. Luka di lututnya hanyalah luka kecil yang tak seberapa dan akan cepat mengering. Ia meluruskan kakinya ke depan lalu mulai merebahkan dirinya di rerumputan itu.

Terasa nyaman.

"Kirana, luka Lo harus di obatin dulu. Takutnya nanti infeksi" Seru lelaki itu pelan.

"Kirana Lo tidur? Kirana?"

"Jaka, Lo bisa diem?" Desis Kirana yang kesal dengan tingkah sok perhatian Jaka. Berisik sekali! Mengganggu pendengarannya.

Perlahan Kirana menutup matanya pelan, gadis itu merasa nyaman dan tenang di tempat ini. Memang tak seempuk kasur di kamarnya, namun di atas rumput ini ia dapat merasakan kenyamanan yang berbeda. Belum lagi angin yang berhembus kencang, membuat suasana di tempat itu terasa asri dan segar.

"Kirana! Lutut Lo harus diobatin dulu."

Kirana tak menggubris perkataan Jaka, ia hanya mengganggap itu suara serangga yang berisik. Kirana mulai terbuai akan kenyamanan dan tak sadar Jaka tengah memperhatikannya dengan intens. Ya sangat intens. Lagi-lagi mata lelaki itu tak berkedip menatap Kirana.

"Kirana lo tidur?"

Tak ada sahutan sama sekali.

Jaka memandangi wajah Kirana yang terlelap damai. Gadis itu terlihat sangat polos saat tertidur, berbeda saat mata itu terbuka, mata itu akan selalu menatap ketus dirinya.

Tangannya terulur untuk menyentuh surai hitam itu, lembut sekali dan tentunya harum. Jarinya mulai nakal menyentuh kening, hidung dan berhenti di bibir gadis itu. Lembut. Sekelebat bayangan tiba-tiba membuat Jaka tersentak dan lekas menarik tangannya dari Kirana.

Ingatannya kembali saat bibirnya dan bibir Kirana menempel di dalam toilet beberapa minggu yang lalu. Waktu itu benar-benar tak sengaja. Itu ciuman pertama Jaka kepada seorang gadis. Ia tak menyangka Kirana lah gadis pertama yang ia cium. Pipi lelaki itu tiba-tiba bersemu malu dan memalingkan tubuhnya membelakangi Kirana. Ia mencoba menstabilkan nafasnya yang tak beraturan. Berdekatan dengan Kirana, membuatnya seperti orang tak waras.

Lama ia memperhatikan Kirana kembali, lagi-lagi tangannya gatal untuk tidak menyentuh rambut hitam gadis itu. Ia mengelus pelan rambut Kirana, takut ia terbangun dari tidur lelapnya

Lama-lama Jaka pun ikut mengantuk. Ia merebahkan diri di samping Kirana, perlahan matanya tertutup dengan tidur menyamping menghadap Kirana. Ia ingin terus menatap gadis itu, tetapi rasa kantuk terlalu kuat menyerangnya.

Jaka pun tertidur lelap di samping Kirana.

Beberapa Jam kemudian Jaka terbangun dengan napas tak beraturan. Tetesan keringat membasahi lehernya, Ia mimpi buruk. Ia menoleh ke sebelahnya, Kirana masih tertidur lelap dengan posisi yang masih sama. Apa Kirana kelelahan? Hingga tidur di rumput pun ia nyaman. Dari tadi posisinya hanya seperti itu, apa tubuhnya tak pegal dan kaku?

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora