Bagian 07

1.3K 100 1
                                    

-Selamat Membaca-

•••

Jaka duduk canggung, termenung sendirian diatas sofa single dikediaman keluarga Kirana Ayudia Naqzim. Tadinya ia ingin langsung pulang setelah mengantarkan gadis itu sampai ke depan gerbang rumahnya.

Ia sempat menganga lebar saat melihat rumah mewah bergaya Mediterania di hadapannya. Rumah yang benar-benar indah dan memukau. Kapan ia bisa memiliki rumah sebagus itu, khayalnya. Ia pun baru tersadar dari lamunannya saat seorang wanita paruh baya memegang tangannya.

Tante Saira yang ia ketahui sebagai Ibu Kirana, memaksanya untuk mampir sebentar dikarenakan cuaca sedang gerimis dan suhu yang terasa dingin menusuk kulit. Tak lama setelah itu, gemuruh petir pun terdengar lalu disusul oleh suara hujan yang deras, membuatnya terpaksa berada di rumah mewah Kirana.

Sebenarnya ia tak seberapa dengan cuaca seperti sekarang, ia sudah sering merasakan hal yang lebih parah daripada ini. Tapi ia tak kuasa menolak niat baik Tante Saira untuk memberikannya segelas teh hangat.

Ya teh hangat.

Dan Kirana? Gadis itu sudah masuk kedalam kamarnya dan sampai sekarang tak ada tanda-tanda kemunculannya. Jaka menyeruput kembali teh yang tersisa setengah itu sambil menatap figura besar yang terpampang nyata didepannya. Sebuah foto keluarga. Empat orang,

Kirana terlihat sangat cantik didalam foto itu, dengan balutan gaun putih tulang yang memperlihatkan tulang selangka nya. Rambutnya disanggul rapi, menambah keanggunan pada diri Kirana. Jauh berbeda saat gadis itu disekolah, Kirana akan selalu menggerai rambut hitamnya yang sepinggang.

Dan Tante Saira sama cantiknya, wanita itu terlihat awet muda. Lalu pria paruh baya itu pasti Ayah Kirana yang sering diperbincangkan sebagai pengusaha sukses sekaligus donatur terbesar di SMA Surya Kencana. Jaka sering mendengarnya.

Dan pria matang itu, rasanya Jaka pernah melihatnya disuatu tempat tapi ia lupa dimana. Jaka mencoba berpikir keras mecoba mengingat-ingat. Mata Jaka kontan melebar saat mengingat siapa pria itu.

Dia pria yang datang menemui Kirana saat ia dan gadis itu sedang adu argumen. Pria itu pula yang mengancamnya agar tidak mendekati Kirana. Ternyata pria itu adalah saudara kandung Kirana, pantas Kirana terlihat sangat menyayanginya. Ia salah, sudah mencemburui gadis itu. Mereka terlihat mirip, mengapa Jaka tak menyadarinya sama sekali.

Jaka tersenyum merekah, Bersyukur. Pria itu bukan saingannya. Ia pun belum pernah mendengar rumor tentang Kirana. Apakah gadis itu memiliki kekasih atau belum. Tak ada yang tahu.

"Jaka, silahkan dimakan kuenya. Kamu habisin sekalian juga gak papa kok" Tiba-tiba Saira datang sambil membawa nampan berisi bermacam-macam kue dengan topping yang tak kalah menarik. Jaka menggaruk kepalanya yang tak gatal, porsi kue tersebut terlalu berlebihan kalau hanya disajikan untuknya sendirian.

Cherry, anggur, coklat serut, karamel, chocochips, seres, keju, strawberry dan terakhir bluberry. Lumayan lengkap.

"Iya makasih Tante, seharusnya gak usah repot-repot kaya gini" Ucap Jaka tersenyum sungkan, dirinya pun ikut membantu meletakan kue-kue itu diatas meja kaca tersebut.

Saira menatap Jaka dengan senyuman ramah. "Gak repot kok, silahkan dimakan ya Jaka. Habisin sekalian"

"Hmm, terimakasih Tante"

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now