2. Hujan

1.5K 42 1
                                    

Hujan deras mengguyur area perkotaan. Netranya berpendar menatap untunan kendaraan didepannya. Gadis itu mendengus kesal.

BRAK

Stir mobil dipukulnya keras. Memijat pelipisnya perlahan. Akhir-akhir ini kepalanya sering terasa sakit.

Hujan deras selalu mengingatkannya pada mantan kekasihnya. Bayang-bayang dimasa lalu mulai menghantui. Peristiwa menyakitkan kembali teringat. Bagaimana dirinya begitu bodoh mengakhiri hidup.

Diatas jembatan sungai Charles, kekasihnya Christian tiba-tiba memutuskannya dalam guyuran air hujan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diatas jembatan sungai Charles, kekasihnya Christian tiba-tiba memutuskannya dalam guyuran air hujan. Keterpurukan membuatnya menjatuhkan diri ke sungai itu.

Bulir hangat mulai berjatuhan. Tian ... kenapa kau meninggalkanku tanpa alasan?? batinnya. Ia begitu mencintai pemuda berdarah Kanada yang kini menetap di Belgia.

Peristiwa naas yang menimpanya meninggalkan luka mendalam dihati. "Hiks ...." Revela mulai terisak. Kepanikan mulai menyerang. Tak dapat mengatur napasnya yang terasa sesak.

"Daddaku sessak sekkalih ... a-aku tak bissa bernappass!! Obbatkuh ... mana obbatt kuhh?!"

Tangannya meraba-raba disekitar dashboard mencari sesuatu. Tapi benda yang dicari tak kunjung ditemukan. Revela pasrah jika sang ajal menjemputnya. Sebuah toples kecil menggelinding dibawah kakinya. Dengan tangan gemetaran, ia mencoba meraihnya. Ditemukan benda yang ia cari. Ditelannya beberapa benda bulat putih tanpa air. Setelah beberapa saat, kepanikan menghilang. Napasnya mulai teratur.

"Haaahhhhh." Revela menarik napas dalam-dalam. Hatinya mulai tenang. Baru saja oksigen itu ia hirup dengan mudah, tiba-tiba suara klakson panjang mengejutkannya.

TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNN

"SIALAN!!" umpatnya.

Dipajunya kendaraan itu dengan cepat karena jalanan sudah kembali lancar.

*

Tibalah ia di rumah mewah kawasan Jakarta Pusat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tibalah ia di rumah mewah kawasan Jakarta Pusat. Sejak lahir Revela tinggal di Beirut. Ayahnya bertemu ibunya ketika melakukan perjalanan bisnis. Saat Revela berumur 9 tahun ibunya meninggal. Ayahnya memutuskan pulang kembali ke Indonesia membawa Revela bersamanya.

Dua tahun kemudian sang ayah kembali melakukan perjalanan bisnis ke Melbourne. Disana bertemu Grace. Mereka menikah dan membawa Victor anak tirinya ke Indonesia.

*

POV Revela,

"Kau sudah pulang?" sapa ayahku Henry.

"Sini duduk disamping Mommy!" Grace terkadang memanggil dirinya 'Mommy' seolah dia ibu kandungku.

Aku pun duduk disampingnya. "Ada apa, Ayah?"

"Malam ini kau harus ikut kami ke acara perjamuan perusahaan di Hotel Casablanca!"

"Haahh ya sudah. Tapi aku ingin istirahat sebentar. Aku sangat capek."

Lelaki setengah abad Indo-Belanda dan wanita paruh baya Australi itu saling menatap tersenyum bahagia. Sepertinya ada sesuatu yang mereka sembunyikan.

Rumahku cukup luas. Kamarku dilantai dua bersebelahan dengan kakak tiriku. Pemuda itu hanya bisa menghabiskan uang ayah. Setiap hari bermabuk-mabukan dan berjudi di Casino. Pria berumur 29 tahun itu seorang kakak yang over protektif. Jangankan pacar, hanya seorang teman saja tak boleh. Itu yang membuatku tak berani membawa seorang pria ke rumah. Aku berjalan menyusuri koridor menuju pintu kamar. Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang.

"Halo Cantik ... baru pulang?" sapa Victor dengan suara berat layaknya orang mabuk.

"LEPASIN GUA BRENGSEK!"

Victor semakin mempererat pelukan. Hendak menciumku. Bau alkohol begitu menyengat membuatku ingin muntah. Aku tak tahan dan mencapit hidungku.

"Brother please! Aku mohon sadarlah! Aku ini adikmu!"

"Tak ada darah yang menghubungkan kita! Aku sangat mencintaimu!" Bibirnya menyosor hampir mengenaiku.

"SIALAN!!"

BUGH

Aku menyikut ulu hatinya dengan sangat keras membuatnya kesakitan.

"Kakak lupa kalau aku sabuk hitam di SMA? Aku capek, jangan menggangguku!"

Aku melangkahi tubuhnya yang terbaring dilantai. Wajah marah begitu kentara. Tatapan tajam ia lemparkan. Aku mempercepat langkah masuk ke dalam kamar. Mengunci pintu agar ia tak bisa menerobos masuk.

"DASAR PRIA GILA!!" teriakku menghempaskan diri ke atas tempat tidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"DASAR PRIA GILA!!" teriakku menghempaskan diri ke atas tempat tidur.

Aku beranjak menuju nakas. Mengambil beberapa butir obat di toples kecil dan meminumnya. Ku rebahkan kembali tubuhku. Perlahan tertidur bersama ponsel yang sedari tadi sunyi.

***

BERSAMBUNG 💖

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now