44. Bercerai

195 27 0
                                    

Aku mencoba mengangkat tanganku walau gemetaran memegang tenggorokanku yang begitu teramat kering.

"Kau haus?" ucapnya dengan suara bariton yang khas. Sedikit ku mengangguk. Air putih diberikannya dengan sedotan panjang. Ku angkat sedikit kepalaku. Tak sabar meminum habis air itu.

"Pelan-pelan. Nanti tersedak."

Suara dinginnya bagai robot begitu mengganggu. Kulayangkan pandanganku ke arahnya. Ku telaah perasaan di hati. Pria yang selama ini ku tunggu berada di depanku. Namun, entah kenapa hatiku tak bahagia. Aku tak mengerti dengan perasaanku yang tiba-tiba berubah. Saat ini yang ku inginkan hanya melihat pria yang memiliki sepasang mata blue safir yang begitu indah. Tanganku tak sadar meremas seprai karena kesal.

"Dimana suamiku?" Christian tertegun menatapku. "Tian??" Aku memanggil nama kecil pria yang pikirannya entah dimana.

"Kalian sudah resmi BERCERAI!"

Ucapan pedasnya membuatku tercekat. Dada ini begitu sesak. Aku semakin frustasi.

"Ber-ce-rai??" Aku terus mengulang kata itu dengan pandangan kosong menatap langit ruangan dengan air mata berjatuhan.

POV Revela End

*

Tim medis masuk melakukan pemeriksaan. Wanita yang tengah kebingungan itu tak tau jika dirinya telah dipindah ke rumah sakit lain tepatnya di Massachusetts General Hospital. Sudah satu bulan lamanya ia dirawat disana.

*

Flashback On,

Satu bulan sebelumnya ...

Derap langkah menderu saat tau wanita yang dicintainya dalam keadaan kritis. Bergegas terbang dari Las Vegas menuju Rumah Sakit John Hopkins di Baltimore.

"Perintahkan mata-mata kita untuk menyerang markas pecundang itu! Minta Luca membantu kita. Bilang padanya Luigi tertangkap!"

Xavierus yang menerima panggilan dari ponsel segera melaksanakan perintah tuannya.

Setibanya didekat ruang ICU, Christian yang mengenakan hoodie hitam dengan kacamata hitam disambut dua orang pengawal yang selama ini memata-matai disana. "Bagaimana keadaannya?"

"Nyonya Revela semakin kritis, Tuan."

Christian panik. Ia mondar-mandir tak karuan. Kebingungan memasuki ruang ICU yang dijaga ketat para pengawal pribadi Pierre termasuk Jordi dan Vlad. "Siapa pria bercelana jeans yang urakan itu?"

"Dia sepupu tuan Francois."

"Hah, Bagus. Bertambah lagi satu musuhku!"

Christian berpikir keras bagaimana caranya memasuki ruang dimana wanita yang sangat ingin ia temui tanpa diketahui mereka. Ponsel dikeluarkan.

"Alihkan perhatian mereka! Aku tak bisa masuk! Ada anjing setianya disini! Lancarkan serangan besar-besaran!" Christian menutup panggilan.

Beberapa menit kemudian, Jordi dan Vlad meninggalkan ruangan itu. Namun beberapa pengawal musuhnya masih berjaga disana. 20 menit berlalu, tiba-tiba sang dokter keluar dengan raut sedih. Salah satu pengawalnya menyelinap untuk menyelidiki apa yang terjadi. Tak lama ia melapor pada rekannya melalui earpiece.

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now