45. Beautiful Lady

116 25 0
                                    

Sesosok pria tampan berdiri menuai kesedihan. Aku berlari ke arahnya, mencoba memeluk sosoknya.

AH!! Mengapa kau menghilang?!

Jangan pergi Maaasss! Aku mohon jangan pergiiii!!!

*

"Baby ...."

"Bangunlah!"

"Haahh ...! Haah ... Hahh!"

Ritme napas tak beraturan berhembus dari hidung dan mulutku. Usapan lembut tangan besarnya pada suraiku membuatku terbangun dari bunga tidur yang mengerikan.

"Kau bermimpi buruk lagi?" ucapnya dengan tangan yang beralih mengusap keringat dingin di keningku. Aku tak menyahut. Membiarkan kekesalan tampak diwajahnya.

Aku selalu bermimpi buruk tentang suamiku. Dirinya tengah disiksa sekumpulan orang tak jelas dalam ruang gelap terlihat begitu menderita. Berulang kali meminta pertolongan padaku.

Kamu dimana Mass?? Apa kau baik-baik saja? Aku sangat merindukanmu!

Aku menjauhkan tangan yang menyentuhku. Memandangi figurnya penuh kebencian. Beribu pertanyaan telah lama bersarang di otakku.

"Waktunya sarapan." Suara dinginnya membuatku risih. Dia beranjak dari tempat aku berbaring dan berlalu.

POV Revela End.

*

Rumah besar bak istana dengan setiap ruangan bernuansa dark luxury, membuat suasana selalu terasa malam hari.

Lilin berderet diatas meja panjang dengan peralatan makan terbuat dari emas dan perak memberi kesan glamor. Namun tidak untuk wanita berparas dominan Asia Barat yang merasakan sebaliknya. Dengan suasana mencekam mengingatnya kembali pada alam kegelapan yang terasa sesak dan begitu sunyi.

Ditengah sarapan yang begitu menegangkan, hanya suara iluan pisau dan garpu yang menari diatas piring. Pria berparas tampan dengan sedikit senyum di wajah kakunya tengah menatap wanita cantik yang selalu menunduk.

"Kau sudah sehat?" pertanyaan Christian memecah kesunyian. Revela mengangguk tanpa menatap. "Aku selalu menantikan momen seperti ini."

Revela tak menyahut. Hati dan pikirannya terlalu disibukkan dengan hal yang menurutnya begitu tabu.

Sejak kedatanganku kemari, aku diperlakukan dengan baik oleh semua orang. Terlebih aneh mereka memanggilku 'Nyonya Lander' seolah aku istri sahnya!

Revela mencoba menatap Christian. "Tian ... istrimu-"

"Baby, bagaimana jika hari ini kita jalan-jalan keluar? Udara pagi hari sangat baik untuk kesehatanmu!"

Mengapa dia tiba-tiba memotong perkataanku?

Christian memberi tatapan intimidasi membuatnya gugup.


"Ba-baiklah!"

Kenapa aku begitu takut? Begitu banyak pertanyaan yang harus kutanyakan!

"Tian, boleh aku ... bertanya satu hal padamu?"

"Apa itu Sayang?"

"Apa kau tau keberadaan Mas Pierre suamiku? Apa dia baik-baik saja? Lalu, mengapa sampai saat ini dia ...." Revela terus meracau tentang Pierre membuat Christian mengeratkan pisau.

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now