55. Penyekapan

70 24 2
                                    

Revela terkejut saat mendapati kedua tangannya diborgol dengan rantai besar yang terhubung ke ranjang besi. Ia terperanjat berusaha melepas tangannya dari rantai itu. Namun benda itu terlalu sulit dipatahkan.

 Namun benda itu terlalu sulit dipatahkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"TIAAAAAAANN!!!!"

Revela terus berteriak memanggil Christian.

*

Bahasa Inggris= bahasa Indonesia

Perut yang terbungkus daging tipis itu terus berbunyi. Menunggu terisi seonggok daging. Tampan yang berisi makanan lezat telah digenggamnya. Netranya mencari tempat yang nyaman agar tak seorangpun mengusiknya. Tiba-tiba sesosok badan besar berkepala botak merampasnya.

"BERIKAN PUNYAMU BRENGSEK!!" Datanglah komplotannya. "Heh, kau takut dengan pecundang ini??" ucap laki-laki yang menjadi ketua geng mereka. Mereka semua menertawainya.

Tak terima ejekan, napi itu melayangkan pukulan keras hingga sudut mulut Pierre berdarah. Makanan pun direbutnya. Ia berlalu pergi. Tak tahan dengan itu, Pierre meneriakinya. Namun gerombolan itu tak menganggapnya. Mereka terus berjalan membelakanginya sambil asik berbincang.

"AKU BILANG BERHENTI PARA SAMPAH SIALAN!!!"

Mereka akhirnya berhenti. Saling menatap tak percaya. "Pengecut itu mengatai kita ... SAMPAH??"

Pria botak itu memakan daging rusa dengan lahap dan sedikit menyisakannya. "Makan ini SAMPAH!" Ia melempar sisa makanannya hingga bertaburan di lantai. Karena tak tahan lapar Pierre nekad menjatuhkan diri dari kursi roda.

"Lihat! Si cacat itu memungut dan memakan sisa makananku! Sungguh seperti anjing!"

"HAHAHAHAHA!!" Mereka semua menertawainya.

"CUIH!! Sungguh menjijikkan!!" Ketua mereka meludahi Pierre.

Ya Tuhan ... jika ini hukumanku untuk menebus kesalahanku pada istriku, aku menerimanya dengan ikhlas!

Kretek, kretek

Otot-otot besar yang sudah lama tak diolahragakan mulai dilemaskan. Pierre begitu pucat melihat mereka bersiap memukulnya. Mereka semua mengeroyoknya. Para polisi sipir memisahkan mereka dengan alat sengatan listrik.

30 menit kemudian ...

Pemuda itu menatap nanar laki-laki didepannya yang dipenuhi luka lebam.

"Besok hari persidanganmu! Kak Pierre tak kan lagi merasakan kerasnya hidup di penjara!"

Pierre hanya terdiam mendengarnya.

"Tuan besar telah mengatur pernikahan Kakak dengan Biana!"

"Aku lebih baik mati di penjara daripada menikahinya!!"

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now