3. Pertemuan

1K 41 1
                                    

"HAHAHAHAHAHAA!!!" Tawa menggelegar diseluruh ruangan dipenuhi remaja putri berseragam menengah pertama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"HAHAHAHAHAHAA!!!" Tawa menggelegar diseluruh ruangan dipenuhi remaja putri berseragam menengah pertama. "DASAR JALANG!!"

Mereka semua tertawa. Menendang-nendang perutnya. Mengeroyok gadis lemah yang terbaring dilantai sambil memeluk kedua lututnya.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!"


07.00 p.m.

Peluh bercucuran, buliran air berderai membasahi bantal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Peluh bercucuran, buliran air berderai membasahi bantal. Gadis berkaos abu bercelana tidur volkadot itu masih dalam keadaan tidur lelap memeluk kedua lututnya. Hal itu sudah menjadi kebiasaan tidurnya.

Revela terbangun mengerjapkan matanya. "Aneh hanya mimpi! Kenapa terasa begitu nyata?" Gadis itu keheranan dengan mimpi panjang yang baru saja terjadi.

Revela bergegas mandi. Mempersiapkan diri secantik mungkin. Mengenakan gaun sutra terbaiknya berwarna biru benhur pergi ke sebuah acara bersama kedua orang tuanya di Hotel Casablanca.

*

Sederetan pria berjas hitam menyambut kedatangannya. Mereka tiba di ruang VVIP. Didalam ruang itu, duduk pemuda tampan berdarah Prancis bertubuh maskulin dengan setelan jas mewah berwarna dark cokelat. Revela terpana melihatnya.

Siapa dia? Tampan sekali! Brewok tipisnya bikin dia seksi! seru gadis itu dalam hati.

Tak henti-hentinya sepasang mata biru itu menatap gadis keturunan Indo-Libanon dan masih berdarah Turki didepannya. Memperhatikan bentuk tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki seolah gadis itu tak berbusana. Membuat Revela menatap jijik ke arahnya.

"Bonjour Monsieur?" sapa Henry.
(Halo Tuan. Bahasa Prancis)

"Bonjour ... silahkan duduk!" Pemuda itu menjabat Henry.

"Perkenalkan ini istriku Grace. Dan ini ... putri kami. Bagaimana, dia sangat cantik bukan?"

Sepasang mata blue safir yang teduh nan indah menatap deep, membuat sang gadis tersihir membalas senyumannya. Sungguh sebuah senyuman yang membius perasaan.

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now