40. Perpisahan

182 27 3
                                    

Sekelompok pasukan berseragam hitam tiba-tiba datang membuat ruangan gaduh itu mendadak sunyi.

Bahasa Indonesia= Bahasa Inggris

"Selamat siang! Siapa diantara kalian yang bernama Tuan Francois?" ucap Komandan Pasukan yang di dada kirinya tertera lencana logam NYPD (New York Police Department).

"Ada apa kalian memanggil tuanku?" Jordi menghadang komandan polisi yang membawa sekelompok pasukan.

"Tuan anda diduga memasarkan obat-obatan terlarang dan melakukan penyelundupan serta penggelapan di negara ini!"

Semua orang yang mendengarnya ikut terkejut. "Kami tidak pernah melakukan bisnis ilegal!! KALIAN SUDAH SALAH TANGKAP!!!"

"Kami membawa surat perintah penangkapan! Ini barang buktinya!"

Jordi melihat berkas itu. "BANDAR NARKOBA APANYA!?!" teriaknya geram. Ia memeriksa barang bukti. "Memang benar kami melakukan bisnis di negara ini! Tapi kami TAK PERNAH berurusan sedikitpun dengan BARANG SIAL INIII!!" ucap Jordi setengah berteriak.

"Bukankah tuan anda pernah menjalani rehabilitasi?" Jordi mematung mendengar pertanyaan itu. "Dan istrinya diduga seorang pemakai juga! Kami menemukan obat-obatan terlarang didalam toples ini! Benda ini kami temukan didalam tasnya yang terjatuh di taman Brooklyn!"

Mereka begitu terkejut tak percaya dengan apa yang diucapkan aparat itu. Alfian tak bergeming.

Jordi mengusap wajahnya. Sial ... aku sampai melupakan tas milik nyonya!

Justin pucat. Dalam benaknya terlintas kembali peristiwa di Manhattan. Seharusnya aku buang saja benda terkutuk itu!

"BRENGSEK!!" Teriakan Victor membuyarkan lamunan semua orang. Ia menghampiri pria berseragam itu lalu mencengkeramnya. "BERANINYA KAU MENUDUH ADIKKU!!!! Kau tuduh DIAA ...,"-Victor tersengal menahan amarah-"wanita yang sedang berjuang mempertaruhkan HIDUP DAN MATI DIDALAM SANA SENDIRIAN??! Dimana HATI NURANIMU?!!"

Tiba-tiba sebuah pistol ditodongkan ke arah Victor membuat suasana semakin tegang. "Tuan, hargai kami sebagai aparat PENEGAK HUKUM! Anda bisa kena sanksi yang BERAT!!" ancam salah satu anak buah komandan itu.

Victor melepas cengkeramannya. Berusaha menahan emosi.

Pierre tercengang dalam diam. Sedari tadi merasakan lemas yang begitu luar biasa. Hatinya begitu tersayat mendengar sang istri ikut terseret masalahnya. Pierre mengernyitkan alis memegang dada sebelah kiri yang terasa sangat sakit.

"Tuan anda kenapa??" Jordi gugup dan panik melihat wajah Pierre pucat dengan tangan yang terus memegang dada kirinya.

Polisi itu menyadari pria yang duduk di kursi roda itu adalah pria yang dicari. "Anda ... Tuan Francois? Maaf, anda kami tangkap sekarang juga!"

Jordi menghadang mereka. "BRENGSEK! Kalian tak bisa lihat, dia begitu kesakitan! Kalian tak bisa menangkapnya! KALIAN TAK TAU SIAPA DIA, HAH?! PENGAWAAL!!!"

"JOO!" Pierre berusaha menghentikan Jordi. Karena ia tau perlawanannya sia-sia.

"Tapi Tuan, wajah anda begitu pucat dan anda sama sekali tak bersalah!"

Pierre tersenyum menatap Jordi. Kemudian tatapannya menyorot tajam sang Komandan. "Istriku sama sekali TAK BERSALAH! Kau boleh membawaku namun ijinkan aku terlebih dahulu menemui istriku! Aku ingin melihatnya untuk yang terakhir kali!" Air mata jatuh menggelincir. Untuk pertama kali sang tuan memohon kepada orang lain. Polisi itu membiarkannya masuk ke dalam ruang ICU.

*


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now