14. '21+

1K 30 0
                                    

BAB INI DIPENUHI ADEGAN DEWASA

YANG TIDAK BERKENAN SKIP BAB INI


Wanita itu sudah tak bisa berpikir. Ia tenggelam kedalam dunia kenikmatan. Lelaki itu memasukkan organ intimnya yang sudah mengeras dengan sekali hentakan. Desahan dan rintihan sang wanita mengiringi setiap pergerakan tubuh mereka. Napas mereka terengah-engah. Peluh bercucuran. Desahan nikmat itu berubah menjadi jeritan saat Pierre menusuk dalam miliknya dan memompanya dengan cepat dan kasar. Revela meronta dengan dahi mengerut dan wajah memelas yang tak digubris sang pria. Dirinya merasakan kewanitaannya terasa ngilu dan begitu sakit hingga membuatnya meremas seprai.

Pierre mengerang merasakan kenikmatan yang akan keluar. Revela merasakan sesuatu yang hangat didalam miliknya. Pierre melepas kejantanannya namun masih belum puas. Ia membalikkan tubuh Revela menarik pinggulnya hingga berposisi nungging. Pierre meremas bokong yang terlihat membulat sempurna hingga kejantanannya kembali menegak. Mencoba memasuki kembali organ intim wanita itu dengan posisi yang berbeda dari sebelumnya.

"AHH!!" teriak Revela kembali merasakan kewanitaannya ditusuk dari belakang dengan kasar.

Pierre terus menghentakkan pinggulnya dengan lincah. Seprai itu sudah tak karuan. Selimut dan bantal-bantal berjatuhan berserakan di lantai bersama pakaian mereka. Lelaki itu kembali orgasme.

Sial! Sepertinya aku menikahi pria gila!!

Pierre kembali mengganti posisi seks. Ia memutar kaki istrinya dan menarik tubuh Revela hingga berada dipangkuannya. Mulutnya kembali menyusu dengan kedua tangan yang mengangkat bokong wanita itu dengan gerakan atas bawah.

Direngkuhnya tubuh wanita itu hingga mereka berdiri diatas lantai. Kedua tangan Revela menggelayut lemas di leher Pierre. Tangan kekar lelaki itu menahan bokong sang wanita. Dengan tangan satunya menahan satu paha wanita itu hingga hanya satu kaki yang terangkat. Desahan kembali melantun. Pierre terus menggempur penuh semangat. Kejantanannya yang mantap mengunci organ intim mereka hingga tak pernah lepas saat merubah posisi seks.

Pierre mendorong tubuh Revela hingga menemukan dinding untuk menahan punggung sang wanita. Kedua tangan kekarnya menahan kedua paha wanita itu hingga kedua kakinya terangkat.

Kenapa tak lemas-lemas?! Bukankah pria gila ini sudah keluar beberapa kali? Aku sudah capek!

"Hentikan! HUUHU!"

Melihat Revela menangis, Pierre semakin menggempurnya dengan tempo semakin cepat dan kasar. Revela membelalak merasakan kewanitaan yang terus disiksa dengan rintihan yang tak henti terlontar dari mulutnya. Gairah laki-laki itu semakin melonjak. Gejolak seksual yang dirasakan menjalar keseluruh tubuh.

Pierre mengerang merasakan cairan kenikmatan miliknya siap menyembur. Mereka berteriak sambil memejamkan mata merasakan kembali penyatuan mereka. Pierre membenamkan wajahnya dengan lembut ke ceruk leher istrinya. Napasnya terengah-engah. Lelaki itu begitu bahagia, karena akhirnya dapat menyalurkan hasratnya.

"Kau tidur Honey?? Ini hukuman untukmu karena kemarin malam kau tega melewatkan malam pengantin kita!"

Dirasa tak ada jawaban, Pierre menepuk kedua pipinya. Laki-laki itu terkejut mengetahui istrinya dalam kondisi pingsan. Pierre membawanya ke tempat tidur. Merebahkan tubuh wanita itu dengan hati-hati. Ia memandangi wajah istrinya sambil mengelap dahi wanita itu yang penuh peluh dengan handuk kecil. Tubuh mereka masih dalam keadaan tak berbusana. Ia menarik selimut yang terjatuh dilantai. Mereka berbaring bersama dibawah selimut. Pierre menyampingkan tubuh Revela. Memeluknya dari samping. Mencium dan menggigit kecil lehernya.

"Aku takkan pernah melepasmu ...!" bisiknya pelan.

***

BERSAMBUNG 💖

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now