Revela dan Pierre begitu kelelahan akibat berjalan seharian. Revela memijat betisnya sambil meringis.
Pierre terkekeh. "Kupikir kaki Mas saja yang sakit. Mas sempat berpikir kau hobi jalan kaki!"
Sialan jika bukan karena ingin mengerjainya, aku juga takkan mau berjalan sejauh itu!
Pierre beranjak dari tempat tidur menenggak satu sloki wine untuk menghangatkan tubuh. Pierre menatap liar tubuh Revela seakan mata itu dapat menembus busana yang dikenakan sang wanita.
"Jangan menatapku seperti itu!"
"Kenapa? Bukankah semua wanita menyukai pria hot sepertiku yang bisa memuaskan mereka sampai lemas diatas ranjang hingga mereka benar-benar tak berdaya??"
Revela ternganga mendengar semua ucapan kotornya.
Pierre mengeluarkan sebatang rokok dari dalam saku. Lalu menelepon seseorang.
"Hello goodnight Mis? Yes, I want two women ...."
Pierre berjalan menuju balkon. Ia ingin merokok sambil menelepon agar istrinya tak terganggu dengan asapnya. Revela menatapnya penuh curiga.
Balkon Kamar Hotel
Pierre mulai menyulut rokok sambil tak berhenti menelepon.
"Yes. Thank you. Mis!"
Panggilan terputus. Namun dirinya kembali menelepon seseorang.
"Hello. Mr. Lander. Sorry to bother you! What if tomorrow we make an appointment?"
"Ok. Thank you so much!"
Pierre menutup panggilan. Lalu mematikan asap rokok kedalam asbak.
Revela tak henti memperhatikan dari dalam kamar. Pierre kembali masuk kedalam kamar karena kedinginan dan menghampiri istrinya.
"Apa aku kurang bagimu sampai harus menambah dua wanita jalang?"
Pierre mengerutkan kening. "Apa sih ngaco kamu! Menyetubuhi seorang istri cantik sepertimu Mas sudah puas!"
YOU ARE READING
BLIND OBSESSION
RomanceWARNING 21+(area dewasa) Seprai itu sudah tak karuan. Bantal, guling berjatuhan. Mereka bagai hewan buas, liar tak terkendali. Kehilangan akal. Terbakar gairah bersama. Suhu dingin pun tak terasa, hanya keringat yang menyelimuti mereka. start: 29 Ag...