43. Mati Suri

132 27 0
                                    

Tiga Minggu Kemudian ...

Tak terasa hampir dua bulan Revela terbaring antara hidup dan mati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak terasa hampir dua bulan Revela terbaring antara hidup dan mati. Henry begitu terpukul saat ditemukan zat adiktif pada tubuh putrinya. Itu yang menyebabkan kesadarannya semakin hari semakin menurun. Kondisi Revela tengah kritis. Detak jantung yang semula normal kini melemah begitu pula napasnya. Revela sudah memakai alat bantu pernapasan ventilator mekanis. Jasadnya bagai pion yang seolah dapat bernapas.

'Beautiful, bangunlah! Ini sudah waktunya.'

Roh wanita itu keluar dari jasadnya. Ia meminta ijin berpamitan kepada keluarga dan juga orang-orang yang dikenalnya.

Revela melihat ayahnya, Grace juga Victor saling memeluk dalam isak tangis. Revela yang berwujud roh ikut memeluk mereka untuk terakhir kalinya. Kemudian melihat Alfian yang terduduk dilantai. Ia pun memeluknya.

Oppa ... maafkan aku! Suatu hari ... kau akan mendapatkan wanita yang sangat menyayangimu!

'Beautiful.'

Makhluk tak jelas itu memanggilnya kembali. Revela mencari sosok pria yang begitu ingin dijumpainya. Sayangnya pria itu tak nampak. Bahkan orang kepercayaannya tak nampak. Hanya beberapa manusia berjas hitam berkacamata hitam saja yang berdiri disana. Ia memperhatikan wajah orang-orang disekitarnya. Revela melihat Justin terduduk lemas di sofa. Revela mencoba menyentuhnya.

Justin. Maafkan aku ...! Kau pria baik. Aku yakin kau akan menemukan wanita yang lebih baik dariku. Terimakasih atas semua kebahagiaan yang kau bagi padaku! Aku pamit!

Revela tahu Justin tak kan mendengar perkataannya. Namun ia sudah merasa begitu senang dapat berpamitan kepada semua orang meski ada seseorang yang belum ditemuinya.

'Beautiful, sudah saatnya kita pergi!'

Tapi ... aku belum berpamitan pada suamiku! Kemana dia?? Mengapa aku tak melihatnya?!!

Roh wanita itu panik. Kebingungan kemana lagi harus mencari suaminya.

'Waktumu sudah habis!'

Tapi ....

'Ayolah!'

Bahasa Indonesia= Bahasa Inggris

"Kondisi pasien sangat kritis!"

"Dok, detak jantung pasien semakin melemah!" ucap sang perawat yang memantau EKG.

"Respon pembukaan mata 0. Respon gerakan dan suara 0, pasien tidak merespon."

Dokter mencoba memakai alat pacu jantung atau defibrilator untuk memberikan kejutan listrik pada jantung pasien. Monitor pada alat detak jantung itu akhirnya menunjukkan garis horizontal. Mereka mencabut alat bantu saluran pernapasan pada pasien. Sang dokter keluar menemui keluarga pasien.

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now