49. Mina

144 27 0
                                    

"... Revela!"

Sayup-sayup suara wanita yang sangat familiar memanggilku.

"Nyonya Revela ...."

Perlahan aku membuka mataku. Kulihat seorang gadis muda tersenyum menatapku. Aku tak percaya dengan apa yang kulihat. Aku menggosok pelan kedua mataku. "Aku tidak sedang bermimpi kah??" Gadis itu mengangguk. Aku terperanjat memeluknya. "Oh, Mina!" Hatiku bahagia bisa bertemu dengan orang yang ku kenal. Aku pun melepas pelukanku padanya.

"Kenapa dari dulu anda selalu menyakiti diri sendiri?" tanyanya padaku namun aku tak menjawabnya. Lidah ini begitu kelu. Aku muak dengan kehidupanku yang seperti ini.

"Maaf, saya tak berani menemui anda jika tuan Lander belum memberi perintah."

Jadi ... Tian sengaja memberikan Mina padaku?

"Mengapa kau ada disini?"

"Semua berawal ketika anda menghilang saat berbulan madu bersama tuan Pierre."

Mendengar namanya hatiku begitu sakit. "Aku tak percaya dia akhirnya menceraikanku!"

Mina menatap bingung. "Bukankah ini yang Nyonya inginkan?"

Pertanyaannya bagai tamparan keras membuatku tertegun. Aku tak dapat menahan bulir-bulir air di mataku.

Mina menggenggam kedua tanganku. "Mengapa Nyonya menangis? Maafkan saya jika pertanyaan saya melukai perasaan anda!"

"Aku menyesal telah menyia-nyiakan pernikahanku dengannya! Apa kau tau kabarnya? Aku sangat merindukannya! Bawa aku menemuinya! Aku mohon padamu!! Tolong aku!"

"Maaf. Saya tidak tau. Tuan Lander meretas jaringan supaya kami tak bisa menggunakan internet."

"APA?? Pantas saja aku tak bisa menggunakan internet! Apa kau tau nomornya? Seluruh kontak di ponselku dihapus pria gila itu!"

"Maaf Nyonya. Aku hanyalah seorang pelayan biasa. Nyonya tak hapal dengan nomor suami sendiri?"

"Aku ... aku tak pernah peduli dengannya. Selama ini aku hanya menerima telepon darinya saja. Dia tak mungkin menghubungiku! Ketika mengecek ponsel, nomorku telah berubah!"

"Jika seperti itu, tuan Lander pasti ingin menyembunyikan anda!"

"Benar juga! Dimana dia?"

"Tuan pergi ke Kota Brugge."

"Mina apa kau tau, mengapa aku bisa bersama Christian?" tanyaku yang dibalas gelengan Mina. Aku sangat kecewa dengan jawabannya. "Ya sudah. Ceritakan mengapa kau bisa kemari?!"

"Anda masih ingat sopir yang bernama Harry?"

"Sopir malang yang dipecat gara-gara kekonyolanku? Aku selalu merasa bersalah padanya!"

"Setelah anda dan tuan Pierre pergi, Harry menghubungi saya dan menawarkan saya pekerjaan ini. Awalnya saya menolak karena kesetiaan saya pada tuan Pierre. Tapi setelah dia berkata saya akan melayani anda disini, tanpa pikir panjang saya mengiyakannya. Meski tak mengerti ... saya begitu senang akhirnya bisa melayani Nyonya kembali!"

Mungkinkah Harry mata-mata yang dikirimnya ke Indonesia? Aku baru ingat pria berkacamata itu adalah Harry! Jadi selama ini ... Christian tau keadaanku?

Aku pun beranjak dari tempat tidur dengan tubuh lemas.

"Nyonya anda mau kemana?"

Aku mengabaikan pertanyaan Mina. Pikiranku terlalu disibukkan peringai lelaki brengsek itu. Dengan tatapan kosong kulangkahkan kakiku menuju ruangan yang menjadi tempat favoritku untuk menyendiri.

BLIND OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang