33. Festival Keukenhof

173 26 0
                                    

Akhirnya tibalah Festival Keukenhof yang berada pada puncak musim semi. Bunga-bunga bermekaran disepanjang jalanan ibu kota. Aku bersama Justin menyusuri kawasan Ibu Kota Belanda yakni Amsterdam dengan mengayuh sepeda. Tapi tidak untukku, aku hanya duduk manis berpegangan pada pria tampan didepanku. Kami pun tiba di halte dan segera naik bus Arriva Keukenhof Express.

Sekitar 30 menit, sampailah kami di surga bunga. Banyak wisatawan asing berkunjung dari berbagai belahan dunia. Kami berjalan mengikuti pemandu bergabung bersama orang-orang mendengarkan industri perkembangan bunga di Belanda.

Keukenhof merupakan taman bunga yang terletak di Kota Lisse, Belanda. Terdiri dari areal kebun dan pavilion dengan koleksi bunga berbeda-beda. Luasnya mencapai 32 hektar menjadikannya taman bunga terbesar di dunia. Setiap tahunnya tumbuh bermekaran sekitar 7 juta kuntum bunga dengan berbagai jenis bunga dan wangi parfum alami yang tiada duanya.


Bahasa Indonesia= Bahasa Inggris

"Dipertengahan abad 17, harga satu umbi tulip lebih mahal dari harga sebuah rumah di kota! Seratus ribu florin untuk 40 umbi tulip. Seekor sapi pada saat itu bernilai 100 florin. Bisakah anda bayangkan? Sangat mudah menerjemahkan kedalam harga modern, bukan?" ucap pemandu wisata membuat kedua mataku terbelalak mendengarnya.

"Hadirin sekalian! Izinkan saya mempersembahkan varietas tulip baru yang dibudidayakan secara genetik di rumah kaca kami dan belum diberi nama! Di antara kita, ada seorang wanita cantik, yang kecantikannya menginspirasi seorang dermawan yang ingin namanya tetap anonim. Jenis bunga ini akan mendapatkan namanya!"

"Justin, kau dengar itu? Uuh siapa wanita beruntung Aku sungguh iri!"

"WANITA DISANA!" teriak pemandu ke arahku.

Aku kebingungan karena hanya aku dan Justin yang berada diposisi kami. "A-aku?"

Pemandu pria itu melangkahkan kakinya hingga berdiri didepanku dan tersenyum padaku. Dia menunjuk ke arah hamparan bunga yang terpisah dari yang lain. "Sangat indah bukan?"

 "Sangat indah bukan?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya. Sungguh varietas bunga tulip yang sangat indah!"

"Siapa namamu?"

"Nama saya ... Revela."

"Beri tepuk tangan untuk ... REVELA!"

"A-aku tak mengerti."

"VARIETAS BARU INI AKAN DINAMAI 'REVELA'!" teriak pemandu.

Waktu serasa berhenti. Semua orang melihat ke arahku sambil bertepuk tangan. Wajahku memanas.

"Tulip Revela?? Wow, kedengarannya nama yang sangat indah!" seru seorang wanita berdesir di telingaku.

Aku menatap Justin. Tampak pria itu tersenyum. Aku mengerutkan kening. "Justin ... ini semua ... apa maksudnya?"

Dia memegang tanganku dan menaruh didadanya. Hingga aku dapat merasakan debaran jantungnya yang berdegup kencang. Justin menatap dalam.

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now