57. Pelacakan

87 6 0
                                    

Empat bulan berlalu. Tak ada kabar tentang keberadaan Revela juga Christian. Mereka bagai tertelan bumi. Musim berganti. Hari demi hari dilewati dengan berat laki-laki yang saat ini sudah dapat menapakkan kakinya kembali. Biana sering berkunjung dan menggodanya. Tak jarang ia membawa putrinya Zoelle yang sudah mulai sedikit besar.

 Tak jarang ia membawa putrinya Zoelle yang sudah mulai sedikit besar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bahasa Prancis= bahasa Indonesia

"Chéri, kapan kita menikah? Bukankah kau selalu ingin bersama Zoelle?" ucap wanita Prancis bergaya chic dengan dress kuning dipadukan blazer putih membuatnya tampil modis dan berkelas.

"Beri aku waktu sedikit lagi!"

"Haah. Selalu saja jawabanmu seperti itu! Bukankah kau sudah bisa berjalan? Selama ini aku sudah cukup bersabar!!"

"Ana, please!"

Biana duduk di sofa, memijat lembut kepalanya. "Ayo Sayang kita pulang. Biarkan Daddy mu beristirahat!" Biana menggendong Zoelle dari pangkuan Pierre.

"Tinggalkan saja Zoe disini!"

"Jika kau menginginkannya kau harus menikahiku! Dan tinggalkan rumah sempit ini! Aku pulang. Jaga dirimu baik-baik!" Biana mengecup kedua pipi Pierre. Lalu pergi membawa Zoelle.

Sepertinya tuan telah jatuh cinta pada anak itu. Biana memang pintar! Dia tau tuan begitu menginginkan seorang anak!

"Dimana Jordi? Aku ingin berbicara dengannya."

"Barusan dia keluar mendapat panggilan telepon. Ah itu dia!" Markus menunjuk Jordi yang tengah berjalan menghampiri mereka.

"Kak, barusan aku mendapat laporan. Mereka sudah menyusuri kota-kota besar di Inggris dan beberapa pelosok disekitarnya namun masih tak ada jejak sedikitpun!"

Pierre sejenak berpikir. "Di Inggris ada kota yang penuh dengan gua-gua misteri yang belum terjamah!"

"Nottingham?" tebak Markus.

"Gua-gua seperti itu sangat sulit ditemukan! Bagaimana cara kita melacaknya?" Jordi kebingungan.

"Dengan bantuan anjing herder. Suruh anjing itu menghirup aroma baju nyonya." Jawaban Markus membuat semua orang ternganga.

"Itu tak mungkin. Baju itu harus belum tercuci hingga menyisakan aroma tubuh!" sahut Jordi.

Markus memperlihatkan sehelai kain yang menjuntai. "Setelah tuan Jackson memberitahuku lewat telepon bahwa nyonya masih hidup, saya melakukan investigasi di kapal itu. Dan menemukan sehelai kain ini di geladak. Sepertinya nyonya sangat kesulitan saat berada di pesta hingga merobek sebagian pakaiannya!"

Pierre mengepalkan tangan. Sayang ... bersabarlah aku akan segera menolongmu!

Wajah bahagia Pierre tak dapat disembunyikan. Kali ini ia tau harapan itu mulai ada. "Kita bagi menjadi beberapa potongan lalu bagikan ke setiap tim!"

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now