36. Kematian

191 26 0
                                    

Sesosok pemuda tiba-tiba berdiri mengejutkan wanita yang baru saja rujuk dengan suaminya.

"BRENGSEK! Karirku telah hancur gara-gara BERITA MURAHAN ITU!!"

"Ini sebenarnya ada apa?" Revela tak mengerti menatap ke arah Justin dan Pierre secara bergantian.

"Dia telah menyebarkan berita yang merusak karirku!" jelas Justin.

"Mas??" Revela menatap ke arah Pierre.

"Tapi itu fakta! Kau membawa KABUR ISTRI ORANG!! Dan menyebarkan berita bohong KALAU ISTRIKU SUDAH MENINGGAL!!"

"Apa itu benar?" tanya Revela.

"Revela aku bisa menjelaskannya."

"JAWAB AKU JUSTIN!"

"Iya itu benar. Tapi-"

"Karena berita itu ayahku jatuh sakit!"

"Maafkan aku. Semua itu ku lakukan untuk mengurangi resiko kita ditemukan!"

Revela terdiam mendengar penjelasan Justin.

"Ayo kita pulang ke Manhattan!"

Revela bingung jika kembali bersama Justin, ia sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan Pierre. Pierre pun sudah setuju menceraikannya jika dirinya bisa bersatu kembali dengan Christian.

"Aku tak bisa!"

Justin begitu lemas mendengar keputusan Revela. "Apa yang kau bicarakan? Bukankah sebentar lagi kita akan menikah?"

"Menikah?? Kau melamar istri orang??" Pierre terkekeh. "Ayo Sayang jangan dengarkan orang tak waras ini! Kita pulang ke Indonesia menemui ayahmu!" Pierre memeluk pinggang Revela. Justin termangu melihat Revela yang berlalu begitu saja melewatinya.

"Sweetheart ...?!" ucap Justin lirih dengan bibir bergetar. Namun wanita itu tetap melenggang pergi.

"BRENGSEK KEMBALIKAN WANITAKU!!" teriak Justin membuat Pierre menghentikan langkah.

"Wanitamu?? DIA ITU ISTRIKU!!!" Pierre melayangkan pukulan yang sangat keras hingga membuat Justin jatuh tersungkur. Darah segar mengalir di ujung bibirnya.

"MAS KAU ITU KETERLALUAN!"

"KAMU YANG KETERLALUAN!! AKU SUAMI SAHMU! KAU TAK PANTAS MEMBELANYA!!!"

Revela terdiam. Perkataan suaminya benar. Namun, sosok Justin telah menolong hidupnya dari penderitaannya selama ini. Revela membantu Justin berdiri.

"Ayo pulang bersamaku!" Justin membelai lembut rambutnya.

Revela menoleh ke arah Pierre. Pandangannya kembali menatap Justin. "Maaf. Aku tak bisa menikah denganmu! Terimakasih atas kebaikanmu selama ini. Sampaikan permintaan maaf dan terimakasihku pada keluargamu!" Revela memberikan cincin tunangannya kepada Justin.

"Apa kau benar-benar tega meninggalkan ku setelah semua kenangan indah yang kita lalui bersama??" Perkataan Justin membuat Revela tertegun. "Tolong pikirkan lagi aku mohon ...!" Justin terisak.

Revela tak kuasa melihat pemuda periang itu menangis. Air mata jatuh tak tertahankan dikedua pelupuk matanya dengan tangan yang menutup mulut.

Pierre menarik tubuh Revela dengan memeluk pinggangnya. "Sudahlah Sayang, ayo kita pulang ke Indonesia! Bukankah kau sangat ingin bertemu ayahmu? Dan aku akan benar-benar menepati janjiku!"

Rasa cinta pada ayahnya begitu besar. Begitu pula obsesinya pada Christian telah membutakan segalanya. Revela pun mengangguk. Mereka kembali melangkah pergi.

"BRENGSEK! KAU SUDAH MENGHANCURKAN HIDUPKU! KAU TELAH MENGHANCURKAN SEGALANYA!!" teriak Justin. Ia berlari mengejar mereka. Kemudian menarik baju Pierre. Memberinya pukulan keras pada ulu hati. Pierre memuntahkan darah sambil memegang perutnya.

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now