48. Penggeledahan'21+

453 28 0
                                    

Revela menjerit sekencang mungkin saat dirinya ingin lepas dari cengkeraman kuat laki-laki yang kini meringkusnya.

"Jangan. Aku mohon!!" Rintih wanita yang kini berada dibawahnya. Kedua kakinya tengah dihimpit. Christian berusaha menyuntikkan cairan itu hingga perempuan itu tercengang menatap jarum yang siap menembus kulit leher. "SIALAN! JAUHKAN BENDA SETAN ITU DARI LEHERKU!!"

"Kau sudah berubah!! Kau bukan lagi wanita yang dulu selalu memujaku! Bahkan kau bisa menangis hanya karena aku MENYENTUHMU? KAU SUDAH MENCINTAI KEPARAT ITU KAN??"

"Tian. Aku mohon padamu jangan lakukan itu! Aku takut sekali jarum suntik! Huuhuu!"

Revela berteriak menahan sakit. Jarum suntik itu sudah menembus kulit leher.

Ya Tuhan ... apa aku akan mati sekali lagi??

POV Revela,

Pupil mata mengecil saat cairan itu masuk melalui pembuluh arteri karotis di leher yang menyalurkan pasokan darah menuju otak. Otakku tak bisa berpikir. Aku linglung. Terlupa pada semua persoalan hidup. Hatiku merasakan euforia. Tertawa tak jelas. Perasaan bahagia begitu meletup-letup.

Aku yang sedang 'high' tak bisa mengontrol diri. Terlalu mabuk. Semuanya berputar-putar. Tubuhku ringan seakan melayang.

"Bagaimana sayang ... 'barang bagus' ini begitu luar biasa bukan??"

Bisikannya dengan suara pelan yang begitu sensual sedikit menyadarkanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bisikannya dengan suara pelan yang begitu sensual sedikit menyadarkanku. Tiba-tiba saja aku berada didalam kamar mandi dalam dekapan pria yang sudah tanpa busana. Rangsangan pusat kesenangan di limbik otakku membuat libidoku naik menciptakan gairah seksual yang begitu menggebu. Dorongan hasrat ini tak tertahan lagi. Hingga aku begitu senang berada dalam pelukannya.

___❌___

Kami berciuman dengan penuh nafsu dan gairah dibawah guyuran air shower yang terasa begitu menyegarkan. Tangannya bergerak menyisir lekukan tubuhku yang tersembunyi dibalik busana yang sudah tak layak dengan bibir yang tetap terpagut. Setelah puas bercumbu, dia mulai melucuti seluruh pakaianku. Dan membawaku kembali kedalam kamar. Membaringkan tubuh telanjangku diatas ranjang megahnya. Urat maluku sudah putus karena benda terkutuk itu.

"Tidak! Jangan! Aku mohon ...!!" Kata-kata penolakan itu keluar dari mulutku. Namun tubuhku berkhianat tak mendengar perkataanku. Dengan sukarela menerima semua perlakuan intim darinya. Sialnya diriku sangat menikmati setiap sentuhan intim yang diberikan. Desahan demi desahan keluar dari mulut brengsek ini.

Sial! Aku tak bisa menolaknya! Tubuhku terasa lemas tak bertenaga. Aku harus bagaimana?

"Nikmati saja!" ucapnya tersenyum senang.

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now