Chapter 1 : Pengenalan Lingkungan

90 9 1
                                    

Di keesokan harinya
Di sebuah ruang perawatan.

"Hmmm..."

Seorang gadis berambut pirang terbaring di kasur, matanya tertutup dengan rapat sebelum akhirnya mengerjap-ngerjap hingga akhirnya terbuka sepenuhnya.

"Atap yang asing..." Gumam gadis itu dengan suara lemah saat kesadarannya telah pulih kembali

Walaupun ia telah sadar, ia masih tidak mengerti mengapa ia tidak sadarkan diri, ia juga tidak tahu berada di mana ia sekarang. Saat gadis itu menjelajahi otaknya, mencari setiap kepingan ingatan yang tersimpan di otaknya. Mengingat kembali semua kejadian yang terjadi sebelum ia bisa pada posisi sekarang.

"Itu benar... Aku... Menusuk diri ku sendiri... Dengan begini, bisa dipastikan Nona Mira berhasil lolos ujian... Walaupun aku harus mengorbankan diri ku... Sepertinya, aku tidak bisa selalu menemani nona Mira." Gumam gadis itu dengan wajah sedih.

"Tenang saja. Kau akan selalu menemani ku."

Suara seorang perempuan, yang sangat di kenali oleh gadis itu, suara dengan intonasi halus seperti suara gadis kecil terdengar dari sebelah kiri gadis itu. Dengan ekspresi terkejut gadis tersebut menoleh kesamping.

"Nona Mira...?" Kata gadis itu, menyaksikan sosok yang tidak asing di mata nya

Seorang gadis kecil dengan mata heterochromia dengan rambut berwarna perak panjang sepinggang, duduk manis di sebuah bangku tepat di samping kasurnya sambil membaca buku yang gadis kecil itu pegang dengan tangan kirinya.

"Jarang sekali aku melihat mu mengeluarkan ekspresi seperti itu." Kata gadis kecil yang bernama Mira itu kepada gadis yang terbaring di atas kasur tanpa mengalihkan pandangan dari buku yang ia pegang.

"Ah... Yang lebih penting lagi, apa maksud dari perkataan anda sebelumnya?" Membenarkan ekspresi kagetnya, gadis itu bertanya pada Mira dengan ekspresi datar.

"Seperti yang ku bilang. Kau dan aku lulus, Natasha." Jawab Mira atas pertanyaan gadis yang bernama Natasha itu dengan tenang.

"Apakah itu benar nona Mira?"

"Bisa kau duduk?"

Mira tidak menjawab langsung pertanyaan dari Natasha, ia menutup bukunya, dan untuk pertama kalinya ia mengalihkan pandangannya ke arah Natasha.

Natasha dengan tubuh yang masih belum pulih sepenuhnya berusaha untuk bangkit dari posisinya. Walaupun susah, ia mampu untuk bangkit, duduk di atas kasur. Selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, berpindah posisi saat ia duduk, menyingkap tubuh tanpa busananya.

Walaupun ia masih berusia 17 tahun, tapi tanda-tanda kedewasaan sudah mulai nampak dari dadanya yang terbentuk dengan indah. Untungnya tidak ada pria yang melihat kondisi Natasha, dan tentu saja Mira sebagai seorang gadis tidak memfokuskan pandangannya ke bagian tubuh kewanitaan milik Natasha. Mata heterochromia milik Mira, dengan tajam menatap langsung kearah mata krimson milik Natasha.

Mira menggerakkan kedua telapak tangannya memegang kedua pipi Natasha, kemudian ia dengan tatapan yang makin menusuk, menatap langsung ke kedua mata Natasha.

"Sebutkan sumpah mu yang setiap pagi kau ucapkan!" Perintah Mira dengan dingin.

"Nona Mira adalah kebenaran. Sebagai mahluk yang mencari kebenaran, perkataan Nona Mira adalah hal yang mutlak! Karena itu aku bersumpah setia pada anda."

"Bagus, kau ingat sumpah mu. Tidak sia-sia aku menyuruh mu untuk mengucapkannya setiap pagi... Tetapi, pada kenyataannya kau meragukan kebenaran itu, apakah kesetiaan mu pada ku berkurang?"

Sadar akan kesalahannya dengan menanyakan sesuatu yang tidak seharusnya ekspresi Natasha yang jarang muncul, kembali. Kali ini ia menunjukkan ekspresi takut, sedih dan panik.

Let The Universe Tell Where stories live. Discover now