Chapter 7 : Kapasitas Energi Sihir

51 6 4
                                    

Hadi dan Ricky pergi ke kantin bersama dengan Sylvia

Mereka berjalan agak sedikit di belakang gadis itu, sebenarnya Hadi dengan sifat bejatnya ingin berjalan berdampingan, di samping gadis itu. Namun Ricky benar-benar menghentikannya.

Mereka tidak tahu maksud dan tujuan dari gadis itu mengajak mereka makan bersama, jadi mereka harus berhati-hati. Tapi bukan Hadi namanya kalau menyia-nyiakan kesempatan emas untuk menggoda perempuan tepat di depan matanya, walaupun dalam segi kehati-hatian dia sama seperti Ricky.

"Tahan dikit tuh batang napa?" Kata Ricky berbisik ke Hadi.

"Jangan gitulah cuk. Masa kita curigaan ke cewek cantik kayak dia?" Balas Hadi.

"Nih anak nggak belajar... Ingat, penampilan bisa menipu."

"Tenang. Liat aja mukanya polos gitu."

"Muka polos gitu bisa-bisa beracun cuk! Ingat gadis pertama yang kita temui di sekolah ini?"

"...."

Seketika Hadi terdiam. Saat memorinya memutar balik ingatannya layaknya sebuah film yang terus di putar. Ia mengingat kejadian saat pertama kali masuk ke akademi, dan menemukan dua perempuan dengan wajah cantik dan nampak polos yang sampai sekarang masih tidak bisa mereka pahami jalan pikiran dari kedua perempuan itu.

"Kalo lu ngerti, tahan bentar tod! Setidaknya sampai kita mengerti maksud dan tujuannya." Ucap Ricky mengingatkan saudaranya kembali.

Seketika Hadi mengesampingkan egonya, dan menuruti perkataan saudaranya itu. Mereka terus berjalan dua langkah di belakang gadis yang terus berjalan dengan percaya diri itu menuju kantin.

Karena kehati-hatian mereka berdua, membuat suasana canggung di antara mereka bertiga. Menyadari hal ini, Sylvia berhenti, berbalik untuk berbicara langsung kepada dua pemuda yang di ajaknya itu.

"Jangan tegang gitu. Santai. Aku nggak punya maksud apa-apa. Aku hanya tertarik kepada kalian berdua. Sebagai sesama pengguna ilmu bela diri." Kata Sylvia dengan senyum di wajahnya.

"Wiih... Akhirnya, kau nggak bisa nahan aura ketampanan ku ya..." Kata Hadi, menyapu poninya kebelakang di sertai dengan senyum percaya diri di wajahnya.

"Mulai betingkah nih anak." Pikir Ricky dengan tatapan sinis yang di arahkan langsung ke saudaranya.

"Hah...? Ahahahahaha... Baru kali ini aku ketemu orang yang kepedean kayak kamu.... Ahahahaha..." Sylvia sedikit terkejut dengan perubahan sifat Hadi, tapi ia segera tertawa lepas melihat sifatnya yang seperti itu.

"Yah. Apapun itu, santai aja. Seperti yang ku bilang, aku hanya pengen ngajak kalian makan bareng karena tertarik pada kalian berdua."

Melihat sifat Stella yang easygoing itu seketika membuat kehati-hatian Hadi dan Ricky menurun dengan signifikan. Mungkin mereka terlalu lama menghabiskan waktu dengan dua gadis yang jalan pikirannya tidak bisa mereka tebak, sehingga membuat insting mereka menajam.

Mereka bertiga pun dapat berjalan dengan berdampingan tanpa adanya perasaan negatif dalam diri mereka, sesekali mereka bercanda, tapi tidak sampai tertawa lepas. Karena masih ada pelajaran yang berlangsung, jadi sebisa mungkin mereka mengkondisikan frekuensi suara mereka.

Saat mereka dekat dengan kantin, mereka berpapasan dengan seorang gadis berambut hitam. Melihat hal itu, Hadi sekali lagi, menunjukkan sifat bejatnya.

"Calon kekasih, pengen ke kantin juga?"

"Hmm...? Ya. Dan juga, aku bukan calon kekasih mu! Jangan seenaknya memutuskan hal itu tanpa sepengetahuan ku!"

Gadis yang mereka temui adalah Ayleen. Yang juga ingin pergi ke kantin. Saat Hadi melakukan self reclaim terhadap hubungan mereka, Ayleen langsung membantah perkataan Hadi dengan ekspresi kesal di wajahnya.

Let The Universe Tell Where stories live. Discover now