Chapter 42 : Malaikat dan Iblis

64 3 4
                                    

Di akademi Agnihostra
Masih di ruang kepala sekolah

"Memangnya... Apa yang akan anda tunjukkan pada kami pak?" tanya Jin.

"Hhmm... Malaikat dan iblis..." jawab Arius.

Jawaban dari Arius ini tentu saja membuat keempat profesor itu kebingungan. Namun untuk memperjelas keadaan, Arius segera saja memutar sebuah video yang diambil dari memori burung merpati yang ia pakai untuk mengawasi kota Cleigne. Video itu kemudian tayang di tv depan Jin, Isabella, Veronica, dan Fern.

Layar tv memperlihatkan setelah Jin pingsan dikalahkan oleh profesor Reinhardt, Reinhardt terlihat depresi dan sedih. Ia menadahkan kepalanya ke atas langit, di dalam pabrik bagian paling belakang, area pergudangan.

Reinhardt menunjukkan kesedihannya yang begitu dalam. Piramida besar yang ia ciptakan dari sihirnya berdiri kokoh beberapa meter di luar bangunan, bagian pergudangan pabrik telah rusak parah akibat pertarungan yang ia lakukan sebelumnya, hujan deras menampar wajahnya yang jelas sekali menunjukkan penyesalan. Namun momen ini hanya terjadi dalam sejekap, beberapa saat kemudian, Reinhardt terlihat sedang berkomunikasi dengan batu aneh yang memiliki satu mata dan satu mulut. Tidak jelas apa yang diomongkan oleh Reinhartd dan batu itu.

Hingga akhirnya...

Ssshhh...!!

"Itu..." kaget Isabella.

Dari tayangan tersebut, keempat profesor ini diperlihatkan sebuah kejadian yang tak terduga. Ditengah hujan dan langit yang gelap. Tiba-tiba saja ada sosok pemuda yang muncul dibelakang Reinhardt. Berdiri dan menatapnya dengan tajam. Reinhardt langsung mundur dengan cepat dengan wajah terkejut lagikan syok. Tidak hanya profesor Reinhardt...

Keempat profesor yang sedang menonton itu juga terkejut dengan apa yang terjadi. Hadi yang muncul di tampilan layar tv itu terlihat sangat berbeda dari yang biasanya. Hadi yang disana memancarkan energi hitam yang sangat pekat lagikan negatif, serta dari penampilannya, munculnya ekor dan tanduk seekor naga.

"Jin... Bukankah itu..." duga Isabella yang terkejut.

"Jadi yang ku lihat di rumah sakit Yugenvile itu bukanlah kebetulan ya..." ucap Jin dengan terkejut.

"Ap-apa itu? Isabella, apa itu?" tanya Veronica yang terkejut.

"Ak-aku juga tidak tahu..." jawab Isabella.

Tiiiiingg...!!

Lalu tidak lama kemudian, muncul sebuah cahaya emas terang dari arah kiri Reinhardt. Dan dari arah sana, berdirilah sosok pemuda yang memandang kearah Reinhartd dengan tatapan yang berwibawa. Dengan dua sayap emas berukuran besar, memancarkan cahaya emas yang berenergi besar lagikan suci.

"Ricky..." kaget Veronica.

"Sayap emas... Apa itu...?" kaget Fern.

"Apa yang akan terjadi selanjutnya... Akan mengejutkan kalian..." kata Arius.

Shuuuussshh...!! Ccraaakkk!!

Tiba-tiba saja... Hadi langsung menerjang kearah Reinhartd dengan kecepatan yang tidak terlihat. Tanpa tahu apa yang terjadi, Reinhardt mendadak merasakan kalau dadanya telah ditusuk oleh sesuatu. Dengan tangan kosong, Hadi menusuk dada Reinhardt hingga menembus ke belakang. Membuat pria tua itu memuntahkan cairan berwarna hitam pekat menyerupai darah.

Namun Reinhartd tidak diam saja. Ia segera mengangkat tangan kanannya, langsung mengarahkan tinjuan kearah kepala Hadi. Akan tetapi, tinjunya tersebut malah berhenti tepat di depan wajah Hadi. Reinhardt terkejut melihat itu. Seakan-akan ada sebuah gravitasi yang menahan serangannya itu.

Let The Universe Tell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang