Chapter 23 : Jadwal Neraka

31 3 0
                                    

Di cafe
Dengan Hadi

Saat Ricky dan Reeva kembali bekerja di dalam studio untuk mengawal Selina yang berprofesi sebagai artis dan model, dan kawan-kawannya yang lain yang sedang bekerja mengawasi area studio, Hadi sedang berada di cafe bersama dengan salah satu kru kamera yang tertangkap basah. Tertangkap basah karena ia menyimpan sebuah device untuk mengambil foto.

Hadi mentraktir makan dan minum seorang yang bernama pak Budiman itu, dan berniat untuk berdiskusi santai dengannya. Meskipun pak Budiman terlihat tegang, ia berusaha untuk mencicipi makanan yang disiapkan oleh Hadi secara sukarela ini.

"Santai saja pak... Saya tidak berniat untuk menyerahkan anda ke polisi diam-diam... Saya hanya ingin berdiskusi dengan santai bersama anda..."kata Hadi tersenyum kecil

"Ah-oh, iya... Eehh..."

"Jadi, begini pak... Apakah memang benar kalau bapak yang menyiapkan kamera itu diam-diam untuk mengambil foto Nona Selina?"tanya Hadi

"Ti-tidak! Saya bersumpah! Demi Tuhan saya tidak tahu apapun!"jawab pak Budiman dengan wajah takut dan gelisah ketika mendengar pertanyaan itu

"Tak perlu bawa-bawa Tuhan juga... Saya tidak terlalu percaya pada Tuhan... Haaahh... Jadi, kenapa device trigger take photo itu bisa ada pada anda?"tanya Hadi lagi sambil menghela nafas panjang

"Saya juga tak tahu soal itu..."jawabnya dengan wajah takut sekaligus mulai merinding

"Hhmm... Tapi kenapa anda berusaha untuk melarikan diri saat ketahuan? Seharusnya anda tak perlu takut karena anda tahu anda tak bersalah..."kata Hadi yang merasa heran

"Saya... Saya panik karena tekanan yang diberikan dari pengawal yang bernama Ikki itu... Dan juga, karena kebingungan... Saya tak tahu harus berkata apa... Makanya saya hanya bisa berlari..."balas pak Budiman dengan tertunduk lesu

"Hhmm... Sebelum anda diperiksa, apa ada semacam prosedur yang dilakukan?"tanya Hadi

"Ah, ada... Pak manajer menyuruh kami semua berbaris untuk diperiksa..."

"Ada dimana posisi pak manajer saat dia membariskan atau saat dia selesai membariskan seluruh kru?"tanya Hadi

"Eh? Dia... Kurang lebih berada di tengah-tengah diantara kami semua. Saya juga sempat berdekatan dengannya..."jawab pak Budiman dengan wajah bingung saat mendengar pertanyaan aneh itu

"Hhmm... Begitu ya... Ah ya... Dengar-dengar, anda... Suka mengoleksi barang-barang jadul atau antik ya?"duga Hadi

"Iya, itu benar... Ta-tapi!! Bukan berarti saya berniat untuk melakukan kejahatan seperti tadi!! Saya sudah memiliki istri dan seorang putri!!"balas pak Budiman dengan wajah yang khawatir dan takut

"Begitu... Haaahh... Bagaimana pun juga, anda memang sudah tertangkap basah karena menyimpan kamera itu... Bukannya saya menyalahkan anda, tapi... Karena situasinya memperlihatkan bahwa anda yang menyimpan kamera itu... Kami juga tak bisa diam..."jelas Hadi dengan serius

"Aku..."ucap pak Budiman dengan wajah yang terlihat depresi

"Tapi, saya sudah berjanji bukan? Saya tidak akan melaporkan anda kepada polisi. Sebagai gantinya... Saya ingin anda bekerja di suatu tempat."lanjut Hadi yang kemudian tersenyum kecil sambil mengambil segelas teh miliknya

"Benarkah? Apa... Aku bisa bekerja lagi untuk keluarga ku?"tanya pak Budiman dengan wajah yang terlihat berharap

"Ya... Pekerjaan anda sebagai gantinya adalah seorang dokumenter di rumah sakit. Jadi, anda lebih sering memfoto... Seorang pasien dan juga... Ehem... Kadang akan memfoto seorang mayat... Apa anda mau? Hanya ini yang bisa saya tawarkan kepada anda saat ini..."jawab Hadi yang menjelaskan deskripsi pekerjaan yang akan diambil oleh orang tua itu

Let The Universe Tell Where stories live. Discover now