Chapter 27 : Kick and Rush

42 4 2
                                    

Akademi Agnihostra. Beberapa menit yang lalu.

Mari kita mundur ke beberapa menit yang lalu, di lokasi lain, ini terjadi sebelum Mira dan Natasha membuat kegaduhan di lokasi tempat kawan-kawannya di culik.

Saat Hadi dan Ricky disiksa dengan Nitrogen Cair dan listrik dengan tegangan tinggi. Di akademi Agnihostra juga terjadi penyiksaan, tidak tanggung-tanggung yang disiksa di akademi ini adalah empat... Tidak... Tiga professor besar akademi Agnihostra.

Alat penyiksa mereka hanya bermodalkan kertas dan pulpen. Lalu siksaan yang mereka alami adalah...

"Haaahh... Banyak sekali berkas yang harus kita urus." Ucap Fern dengan nada lelah, terdapat lingkaran hitam di matanya.

"Jangan mengeluh Fern, aku juga mengalami kondisi yang sama seperti mu." Jawab Isabella dengan wajah lelah yang sama seperti Fern.

"Kapan ini akan selesai... Juga kenapa bisa sebanyak ini." Celoteh Veronica, mengeluh, melihat tumpukan kertas yang tidak ada habisnya yang tersusun layaknya menara di atas mejanya.

"Ini semua berkas yang harus kita urus untuk event gila yang ingin di adakan oleh kepala sekolah ini... Consilium juga kenapa mengajukan proposal segila itu... Bukan hanya murid yang tersiksa, kita juga tersiksa dengan tugas yang tidak ada habisnya ini." Ucap Isabella.

Ketiga professor besar ini disiksa dengan mengurusi berkas untuk event turnamen dan event di pulau Acedia yang keduanya akan di laksanakan dalam waktu hitungan beberapa bulan lagi. Berkas-berkas yang mereka urus bukanlah berkas abal-abal, tapi berkas penting.

Isi berkas itu beragam, seperti penawaran sponsor, permintaan izin ke negara-negara yang akan berpartisipasi ke dalam event, perizinan ke presiden negara, perizinan ke pihak asosiasi penyihir, bahkan berkas dari para petinggi negara yang ingin meminta untuk menyaksikan event secara langsung juga ada di atas meja mereka.

"Kemana Jin di saat sibuk seperti ini?" Tanya Fern, sedikit jengkel.

"Kalian pasti terkejut mendengar ini," Ucap Isabella sembari tersenyum kecil. "Hadi dan Ricky, meminta Jin untuk membawa jalan-jalan adiknya."

"Dan dia menerima hal itu!?" Tanya Fern, kaget.

"Ya. Dengan lapang dada." Jawab Isabella.

"Tidak bisa dipercaya..." Kata Fern, kaget setengah mati.

"Apakah dia masih Jin yang sama? Bukan homonculus tiruan atau semacamnya?" Sambung Veronica, skeptis.

Jin yang di juluki singa itu, yang memiliki keperibadian keras, tidak pernah terpikirkan di pikiran terliar Fern dan Veronica mengenai pria tua itu yang mau menerima permintaan kedua muridnya untuk mengurusi adik mereka yang masih bayi.

Nampaknya Jin yang sudah menemukan murid yang ia sayang membuatnya jauh sedikit lebih lembut dari persona yang biasa ia tunjukkan. Bahkan ini tergambar jelas akhir-akhir ini. Tapi kedua professor itu lebih terkesan lagi saat kedua muridnya yang berani memintai hal seperti itu kepada Jin. Bahkan Veronica sampai skeptis, mengira Jin yang selama ini bersama mereka adalah orang lain, atau homonculus yang dibuat mirip dengannya.

"Yah... Apapun itu, aku senang Jin bisa menemukan kebahagiaannya setelah sekian lama dia mencari hal itu." Ucap Isabella dengan senyum lembut di wajahnya.

Sebenarnya Jin meminta izin kepada Isabella untuk membolos pada hari ini, hanya untuk memenuhi permintaan kedua muridnya itu. Sebagai kawan lama, Isabella turut senang Jin yang dulu jarang tersenyum menunjukkan wajah yang sekarang kaya akan ekspresi.

Sebagai kawan lama juga, Isabella bahkan rela mengambil beberapa pekerjaan Jin agar dia bisa menikmati waktu bersama dengan adik dua murid kesayangannya itu.

Let The Universe Tell Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu