Chapter 33 : Bentrokan Dalam Tim

52 4 2
                                    

Di wilayah industri
Kota Cleigne

"Apa-apaan kamu ini?!"

Setelah berjalan kesana-kemari bersama dengan Natasha dan Ayleen, Mira akhirnya kembali berkumpul bersama timnya di area industri kota Cleigne. Distrik industri kota Cleigne ini diisolasi dengan adanya dinding yang tinggi, tebal, dan mengitari seluruh area industri. Dinding ini memisahkan antara distrik industri dan distrik kependudukan di kota Cleigne. Dinding ini baru-baru saja dibuat setelah banyaknya Undead yang lepas di distrik industri.

Dengan teknologi yang maju, serta sumber daya alam dan manusia yang tinggi, dinding setebal 5 meter dengan tinggi 65 meter ini, dibuat dengan mudah oleh penduduk Liberlaville, khususnya kota Cleigne. Apalagi, dengan adanya sihir, tentu saja membuat hal ini lebih mudah.

Dan saat ini, Hugo beserta timnya sedang menunggu kedatangan Mira. Yang akhirnya yang ditunggu datang dengan wajah yang terlihat santai.

Sebelumnya, Mira, Natasha, dan Ayleen sempat berburu makanan-- Maksudnya berburu informasi di wilayah lain kota Cleigne. Hal tersebut memakan waktu sekitar 20 menit lamanya. Bagi orang-orang yang sudah mengenal Mira, mereka sudah merasa tidak masalah akan hal ini. Namun, bagi Hugo dan juga teman-teman yang lainnya yang belum terlalu mengenal Mira... Hal ini membuat pemimpin tim marah.

"Sudah sekitar 20 menit kau pergi! Apa kau tidak menganggap ini hal yang serius?!" tanya Hugo.

"Benar! Kamu ini coba cepat dikit! Kita disini sudah capek tahu!" setuju Hannah yang terlihat sudah begitu lelah, padahal mereka belum memulai misinya.

"Ughh..." ucap Ayleen yang masih merasa mual, dan hampir terjatuh.

Ssrrkk!!

"Kau baik-baik saja?" tanya Hadi yang langsung bergerak cepat, memapah tubuhnya yang merasa lemah itu.

"Uugghh... Aku mual..." jawab Ayleen yang tanpa sadar langsung bersandar di tubuh lelaki tersebut.

"Istirahatlah sejenak..." kata Hadi tersenyum kecil sambil membiarkannya bersandar di tubuhnya.

"Kiw kiw...~" ucap Sylvia tersenyum jahil.

"Look at this dude..." kata Ricky.

"Wat de dog doin'?" tanya Austin.

"Astaga... Apakah sifatnya yang mesum itu berevolusi jadi sifat gentleman?" tanya Armaya dengan wajah skeptis penuh rasa jijik.

"Sudah-sudah..." ucap Reeva yang tersenyum sweatdrop melihat reaksi teman-temannya.

"Kau ingin lari dari tanggung jawab mu?!" tanya Adrian.

"Haaahh... Aku baru pergi 20 menit saja kalian sudah seperti ini. Bagaimana jadinya kalau aku pergi selama 1 jam?" jawab Mira sambil menghela nafas pasrah.

"Kamu ini bagaimana sih?! Kita ini sudah ditunjuk oleh keempat profesor untuk mengurus masalah ini! Kita ini dibekali tanggung jawab tahu!" balas Hannah.

"Baik-baik cukup... Berdebat disini hanya akan memperpanjang masalah..." kata Ricky dengan tenang.

"Tapi dia--"

"Lagipula, kita masih berada di jalan disin. Selama mereka bertiga pergi, kita belum menemukan petunjuk apapun. Mungkin saja anak stun-- Maksud ku Mira, datang membawa informasi." lanjut Austin memotong perkataan pemimpinnya.

"Ho? Kamu membela ku? Anjing pemerintah..." kata Mira dengan skeptis memujinya.

"Bacot anak kelainan tukang korupsi! Dah baik-baik aku ni bela kau..." balas Austin menggerutu.

"Bagaimana bisa kalian tidak menemukan apapun? Apa tidak ada sesuatu yang menarik perhatian kalian yang bisa dijadikan petunjuk?!" tanya Hugo dengan emosi.

Let The Universe Tell Where stories live. Discover now