Chapter 18 : Membuat Alat Sihir

76 4 19
                                    

Diwaktu yang sama
Alun-alun kota Altisse

Mira berada didalam mobil pribadinya. Ia melihat ke luar jendela, melihat pemandangan kota Altisse di siang hari yang telah menjelang sore hari ini.

Saat ini, dari ketinggian matahari, dapat dipastikan kalau jam telah menunjukkan pukul 03:30 sore.

Mira baru saja mendaftar klub sains pada hari ini, ia segera diberikan tes untuk menciptakan sebuah alat yang dapat berguna untuk klub sains.

Jujur saja, saat ini Mira sama sekali tidak memperdulikan masalah tes itu. Ia sudah sangat yakin, kalau klub sains adalah klub yang sesuai, dan sangat cocok untuk dirinya. Klub yang bisa menjawab rasa penasarannya, rasa penasaran yang terus menghatuinya.

"Ternyata memang benar kata-kata seorang karakter fiksi yang kuketahui. 'Tetaplah jaga ekspetasi serendah mungkin, maka kau tidak akan pernah merasa kecewa.' Bukannya aku mendapatkan jawaban atas rasa penasaran ku, aku malah semakin jauh dari kebenaran yang selama ini ku cari... Kebenaran..."

.... Yang terus menghatuinya... Mira menatap ke kota Altisse dengan tatapan kosong, sembari mengingat...

Mengingat sejak kapan ia mencari kebeneran semu ini...? Sejak kapan ia terus dihantui oleh rasa penasarannya ini...? Yang jelas, rasa penasaran yang terus menghantuinya saat ini telah bersarang lama di dalam hati Mira.

Natasha yang telah menemani Mira dalam waktu yang lama... Begitu lama dari waktu yang dapat diawasi dari sudut pandang dunia ini, mengerti kalau tuannya, orang yang paling berharga, dan orang... Tidak, sosok yang paling dicintai Natasha pada saat ini sedang murung dan sedih.

Yang dilakukan Natasha hanya ada satu untuk menghibur tuannya... Yang biasa ia lakukan, yang ia lakukan saat pertama kali bertemu dengan tuannya pada waktu dulu, dulu, dulu, dulu sekali...

"Saya akan terus menemani anda dalam mencari hal itu nona Mira... Tidak peduli sampai kapanpun." Bisik Natasha, mendekap wajah tuannya dengan lembut di dadanya.

Sunyi... Hanya ada kesunyian saat telinga kiri Mira tertempel di dada Natasha. Tidak ada bunyi detak jantung berdegup, hanya ada kesunyian... Kesunyian yang menghanyutkan, kesunyian yang membuat hati Mira yang telah mati hidup kembali.

Mata krimson Natasha bercahaya menjadi merah cerah, taringnya menyembul keluar, saat ia mengucapkan sumpahnya... Sumpah yang menjadi alasannya hidup, sumpah yang menjadi eksistensi keberadaannya, sumpah yang menjadi penopang hidupnya, sumpah yang membuat dirinya menjadi seorang Individu bernama Natasha Crimsonia Twilight, sumpah yang menghidupkan hatinya yang mati sama seperti tuannya... Sumpah yang menyatukan mereka, sumpah yang mengikat mereka... Sumpah yang selalu menjadi kutukan untuk mereka berdua... Juga, Sumpah yang sangat manis lagikan kejam...

Diruang mobil yang sempit ini, yang dimana kursi supir dan kursi penumpang dipisahkan oleh sebuah kaca tebal gelap. Membuat ruang mobil sempit ini menjadi dunia mereka berdua. Dunia tempat mereka bisa menunjukkan sisi mereka yang sebenarnya... Seorang gadis kecil lemah yang telah hancur berkeping-keping yang hanya bisa hidup berkat bantuan pelayannya dan seorang pelayan yang begitu putus asanya selalu mengikuti tuannya, yang selalu setia kepada tuannya.

Di dunia tempat mereka berada sekarang ini, yang memiliki lebar dan panjang yang tidak sampai lima meter ini, begitu nyaman bagi mereka... Begitu luas bagi mereka.

Mira, yang saat ini benar-benar bersikap layaknya seorang gadis kecil normal pada umumnya. Yang akan menangis jika menemukan kegagalan yang tidak bisa ia selesaikan, berpegang teguh pada kutukan yang mengikat mereka... Berpegang begitu erat pada kutukan itu... Kutukan yang bukan berasal dari sihir kegelapan, kutukan yang bukan hanya sekedar metafora, kutukan yang bukan hanya sekedar retorika... Tapi kutukan... Kutukan dalam wujud sebenarnya, kutukan yang menyatukan mereka...

Let The Universe Tell Where stories live. Discover now