Chapter 29 : Hukuman dan Perasaan

72 4 2
                                    

Hari Rabu
Di akademi Agnihostra

Pada hari Rabu, murid-murid akademi Agnihostra tepatnya murid-murid kelas Aero sedang menjalani pelajaran olahraga diluar ruangan. Nampak bahwa mereka sedang berolahraga di lapangan, diawasi secara langsung oleh Jin dan Veronica. Kenapa dua profesor turun tangan hanya untuk mengawasi pelajaran olahraga kelas Aero? Tentu saja... Karena beberapa hari sebelumnya, Ricky dan Hadi sempat menyerang Jin dan Veronica. Yah, meskipun tidak ada luka yang berarti bagi kedua profesor tersebut.

Disaat semua orang sedang melakukan latihan lompat harimau, Ricky dan Hadi disuruh push-up. Push-up yang dilakukan bukan main-main kesulitannya. Bahkan guru olahraga yang mengawasi kali ini, termasuk Jin dan Veronica, serta semua murid kelas Aero kecuali Mira dan Natasha... Merasa ngeri dengan pelatihan dari Jin. Terlihat bahwa Ricky dan Hadi melakukan push-up dengan adanya sebuah batu besar yang terdapat pada belakang tubuh mereka.

"Nnkkhhh...!! Hhkkhh!!"ucap keduanya mengerang keras

"Jin, berapa berat batu raksasa itu?"tanya Veronica yang merasa ngeri dan kasihan

"Entahlah... Sekitar 600 kilogram? Aku tidak terlalu menghitungnya..."jawab Jin dengan santai

"Setidaknya... Pilihlah hukuman lain daripada hukuman yang ini Jin..."balas Veronica tersenyum masam

"Tidak bisa! Mereka harus bertanggung jawab atas perbuatan mereka... Sebuah tindakan yang dibutakan oleh amarah semata, hanya akan membawa kehancuran..."jawab Jin yang kemudian berubah tegas

"Ironis rasanya jika mendengar perkataan itu dari mu Jin..."pikir Veronica

"Hadi memang memiliki spesialisasi untuk membunuh dan pertarungan dengan interval waktu yang pendek... Tapi, kekuatannya saat memasuki tahap melampaui batas tubuh... Kekuatannya jauh lebih mengerikan... Apalagi kecepatannya juga meningkat drastis..."batin Jin sembari mengelus-elus badannya di bagian limpa

"Seribu lima ratus!!!"teriak keduanya

"Baiklah, selanjutnya lari mengelilingi seluruh area akademi ini. Jangan pulang sebelum pukul 4 sore."perintah Jin dengan tegas, sembari menghilangkan dua batu raksasa itu

"Hah hah hah...!! Siap!!"

Tap tap tap tap tap tap tap tap!!

Langsung saja, Ricky dan Hadi melakukan joging dari tempatnya berdiri, bersedia untuk mengelilingi area akademi. Melihat itu, Jin langsung saja melemparkan sebuah sihir bola api kearah kedua muridnya. Bola api tersebut langsung meledak dengan hebat, membuat Ricky dan Hadi langsung berlari terbirit-birit.

"Woahh!!"kaget keduanya

"Aku bilang berlari!! Bukan joging!!"ucap Jin dengan nada tinggi

"Oke!!"ucap Ricky dan Hadi

Langsung saja, Ricky dan Hadi melesat dengan kecepatan tinggi mengelilingi area akademi. Semua orang menatap ngeri kearah Jin. Setelahnya, Jin pun menghela nafas panjang dan mulai berjalan pergi meninggalkan area lapangan. Veronica pun penasaran dengan Jin yang tiba-tiba saja ingin pergi.

"Kau mau kemana?"tanya Veronica

"Menjemput adik mereka... Kemarin aku tak sempat memenuhi permintaan mereka untuk mengajak adiknya jalan-jalan..."jawab Jin

"Aku kira cerita dari Isabella itu hanya kebohongan belaka...!!"kaget Veronica dengan mata yang terbelalak

"Yah, tolong awasi mereka ya..."ucap Jin sambil melambaikan tangannya, berjalan pergi meninggalkan akademi

"Profesor Jin!!"

"Hm?"

Sebelum Jin pergi meninggalkan akademi melewati gerbang, tiba-tiba saja ada suara seorang pemuda yang ia kenal. Jin segera berhenti melangkahkan kakinya dan menghadap ke belakang. Dari arah belakang, terlihat ada Reeva yang kelihatannya sedikit lelah setelah mengejar profesor ini.

Let The Universe Tell Where stories live. Discover now