3. Hari buruk

12.1K 619 4
                                    


Kara memejamkan matanya ketika mendengar suara rusuh di telinga nya. Sejak tadi Viona dan Jessica heboh membahas soal kejadian dikantin. Saat ini sudah memasuki jam pelajaran kembali, tetapi kelas Kara jamkos. Katanya guru Kimia nya sedang ada urusan hari ini, tidak bisa hadir. Sudah jelas memberikan tugas untuk dikumpulkan.

"Demi apapun sih lo jangan sampe berurusan sama salah satu dari mereka," ujar gadis disebelah nya dengan histeris, wajahnya nampak sekali ke kehebohan. Kedua tangannya sudah menggoyangkan bahu Kara. "Jangan deket-deket, apalagi sama Kenzo mending jauhin deh."

Lagipula siapa yang ingin berurusan dengan cowok itu. Geng Galaksa, siapa yang tidak mengenal geng besar disekolah nya. Geng motor yang dibentuk sejak dibangku SMP, oleh Kenzo Galaksa Reynaldo. Ketua geng Galaksa sendiri. Beranggotakan lebih dari 200 orang. Dengan anggota inti kelima cowok tadi. Walaupun sering tawuran dan dicap jelek oleh masyarakat. Tapi banyak kegiatan yang baik dan bermanfaat dilakukan oleh geng tersebut. Contohnya membagi makanan setiap hari Sabtu/Minggu pada orang-orang yang kurang mampu dijalan. Terkadang hari libur mereka digunakan untuk itu, pernah juga mereka mengunjungi panti asuhan sekedar memberikan sesuatu untuk anak-anak panti. Aksi yang dilakukan mereka tidak lain karena pengajaran yang diberikan sang ketua. Kenzo, terlihat sangar, seram dan menakutkan. Tapi sosok itu juga punya sisi lain yang kadang tidak bisa ditebak.

"Bahaya." Satu kata itu yang membuat Kara bertanya-tanya. Seberapa menakutkan nya sosok Kenzo sampai-sampai gadis itu harus menjauhi nya. Kara beralih menatap Jessica yang sejak tadi melipat kedua tangannya. Sesekali gadis itu menimpali ucapan Viona.

"Iya Viona." Hanya kata itu yang bisa keluar dari bibir Kara.

"Lagian kok lo bisa duduk ditempat mereka sih." Kara mana tau jika itu adalah tempat biasa mereka duduk dikantin. Memang terdengar kudet, tapi gadis itu benar-benar tidak mengetahui nya. Dikarenakan Kara yang jarang ke kantin, biasanya gadis itu membawa bekal dari rumah. Karena hari ini tidak membawa, jadi ikut saja ajakan dari temannya.

"Kan aku udah kasih tau kamu mau duduk disana," ujar Kara merenggut menatap gadis itu, Jessica menghela napasnya.

"Kayaknya tadi gak kedengeran deh."

"Eh-eh gue liat jawaban nya dong." Terdengar seseorang bersuara serasa merasakan tepukan di bahunya. Kara menoleh kearah samping, terdapat sosok lelaki bertumbuh tinggi dengan rambut hitam legam. Gadis itu mengangkat alisnya pertanda bertanya.

"Lo kan pinter, gue liat." Tunjuk cowok itu pada buku diatas meja Kara.

"Jangan di kasih Kar." Ucapan itu membuat si cowok menatap sinis kearah Jessica. Bibirnya berdecih malas, pengganggu.

"Gue ngomong sama Lengkara, bukan lo." Cowok itu melangkah mendekat ke samping Kara. Wajahnya ia dekatnya ke telinga gadis itu. "Kalo gak mau, awas aja pulang sekolah." dengan cepat Kara meraih buku nya, kemudian memberikan nya.

"I-itu udah selesai kok." Cowok itu tersenyum miring merasa menang, matanya menatap sinis kearah Jessica. Lantas pergi setelah mendapatkan buku tersebut.

"Kar, ngapain dikasih sih? Nanti malah kebiasaan," ujar nya mencecar gadis itu, tangan nya tak henti-henti menunjuk kearah cowok tadi. "Dia seenak-enaknya." Viona disebelah nya mengangguki.

"Tapi kita juga suka liat jawaban Kara," ucap polos Viona. Munafik memang, tapi berbeda konsep. Mereka bukan hanya melihat kok, sekalian di ajari juga oleh gadis itu cara menyelesaikan tugasnya. Tetapi Jefran dengan seenaknya, terkadang cowok itu mengambil paksa buku ditangan Kara.

"Udah gapapa Jess, nanti aku ambil bukunya." Jessica menghela nafas kemudian mengangguk, gadis itu kembali mencoretnya pulpen pada buku di hadapannya.
"Eh, Kar ajarin yang ini.."

TUAN MUDA✓Where stories live. Discover now