33. Semuanya terungkap

5.4K 326 2
                                    

Cowok itu terdiam menyimak dengan seksama penjelasan yang dikatakan oleh Bima dihadapan nya. Alisnya terangkat ketika mendengar kalimat yang membuat nya tidak mengerti.

"Maksudnya, yang ngelakuin itu bukan papah?" Bima mengangguk kuat, kemudian matanya menoleh kearah pria yang duduk di sebelah Kenzo.

"Kamu bisa tanya Saddam, dia punya semua buktinya." Tunjuk pria itu pada Saddam yang duduk di sebelah putranya. Pria tersebut mengangguk membenarkan ucapan itu.

Tangan Saddam bergerak mengambil sesuatu didalam tas hitam yang ia bawa. Mengeluarkan sebuah map berwarna merah dari sana, kemudian membukanya.

Kenzo menerima sodoran map tersebut, matanya memicing menatap deretan huruf disana.

Sorot matanya melemah setelah selesai membaca kata terakhir disana. Jadi ini yang tidak ingin Bima tunjukan, dan alasannya karena tidak mau Kenzo sampai salah sangka. Dan berakhir membenci nya juga, seperti membenci Kelio.

"Maafin papah Ken, sekarang kamu sudah tau alasannya."

Cowok itu menunduk memejamkan matanya kuat, menyesali semua perbuatannya selama ini.
Apakah mungkin Kelio menganggap nya sebagai seorang kakak yang jahat?

Kenzo mengepalkan tangannya kuat, menahan sesuatu didadanya yang berdesir hebat. Kemudian rasa sakit itu kembali terasa. Cowok itu bangkit dengan cepat melangkah menuju kamarnya.

"KENZOO.." Bima beranjak berniat menyusul putranya sulung nya yang berlari menaiki tangga.

"Papah." Langkahnya terhenti ketika mendengar suara familiar ditelinganya. Pria itu menoleh kemudian tersenyum hangat.

"Bang Kenzo kenapa?" Tatapan polos Bima dapatkan dari kata si bungsu. Menghembuskan napas perlahan kemudian segera mengangkat anak itik kedalam gendongan nya. Melangkah menuju ruang tamu yang disana masih terdapat Saddam yang sekarang menatap nya penuh tanya.

"Dia butuh waktu sendiri."

**

"Putri dan pangeran akhirnya hidup bahagia untuk selamanya." Kara menutup buku tebal yang ia pegang. Kemudian menarik selimut yang menutupi tubuh anak itu hingga mencapai dada. Kelio disampingnya sudah tertidur dengan damai, senyum terukir dibibir gadis itu.

Kara mengusap pelan puncak kepalanya, kemudian mencium kening Kelio dengan penuh kasih sayang.

"Selalu bahagia Io, semoga kita bisa terus sama-sama." Do'a yang selalu ia langitkan setelah gadis itu tinggal dirumah ini. Mendapat pekerjaan ini adalah sebuah anugerah baginya. Dan juga kebahagiaan biasa mengenal keluarga Galaksa. Walaupun seorang Bima yang...
Tapi Kara tidak percaya ucapan cowok itu tempo hari, Bima adalah orang baik bahkan sangat.

"Nanti kak Kara ceritain kisah kakak sendiri kalo udah jadi buku." Tangannya tidak henti mengusap rambut hitam itu. Kara tersenyum, kisahnya mungkin akan segera berakhir. Dan Kara bingung endingnya seperti apa.

Tidak banyak yang tau jika gadis itu sangat suka sekali membaca novel atau cerita fiksi di sebuah aplikasi orange. Sejak saat itu dirinya mencoba menciptakan sebuah ilusi dari imajinasi nya. Yang menghidupkan seseorang dalam ceritanya, membuat karakter itu berwarna lewat alur yang ia tulis.

Kara berharap cerita itu bisa menjadi buku, jika tidakpun tak apa. Yang terpenting tulisannya bisa dikenal satu dunia.

Gadis itu tersenyum, kemudian mengambil posisi untuk ikut tidur disampingnya Kelio.

TUAN MUDA✓Where stories live. Discover now