4. Musibah menimpa

10.7K 637 3
                                    


"Punya mata?" Cowok itu menaikan alisnya menatap Kara. Bibirnya berdecih malas.

"Punya kak." Tatapan matanya membuat gadis itu menciut. Kara menunduk tidak berani menatap nya.

"Minggir," ujar tegas cowok itu mengalihkan tatapannya.

"K-kak Kenzo aku minta maaf," cicitnya pelan terus menunduk.

Kenzo, mata cowok itu kembali menatap gadis yang berdiri didepan motor nya. Gadis dengan seragam GHS yang sama dengannya. Rok diatas lutut yang memperhatikan paha putihnya. Tubuh yang tidak tinggi dan sedikit berisi. Menautkan kedua tangannya sambil menunduk. Pipi chubby nya sedikit memerah. Cowok itu menggeleng pelan, kenapa pikiran malah kemana mana.

Tidak membalas, cowok itu kembali memakai helm nya. Menarik gas kemudian melesat pergi meninggalkan Kara yang sekarang sudah mendongak ketika mendengar suara motor tadi.

"Kara, kok melamun." Suara itu menyadarkan nya kembali ke dunia nyata. Kara menoleh disampingnya berdiri wanita yang tengah tersenyum kearah nya.

"Eh maaf Bu." Kirai menggeleng kemudian menginstruksi nya untuk kembali melanjutkan kegiatan Kara. Gadis itu sedang mencuci piring saat ini, karena para pelanggan sudah selesai memesan. Sekarang mereka seperti tengah menikmati makanan dan minuman yang dipesan.

"Kara, titip kompor lagi masak sup. Ibu kedepan dulu."

Kara menjawab dengan siap setelah nya terdengar bunyi ketukan heels yang menjauh dilantai.

Tangannya kembali membereskan piring-piring yang sudah ia cuci. Kemudian mengelap pantry tersebut. Gadis itu sudah tidak ingat dengan pesan Kirai tadi.

Panci yang berisi sup diatas kompor itu sudah mendidih hingga keatas, air nya bahkan berjatuhan. Panci nya bergerak-gerak diatas kompor. Hingga mulai api nya membesar. Merambat ke lap kain yang berada tepat di samping nya.

Brakk

Kara tergelonjak mendengar bunyi sesuatu yang jatuh. Kakinya segera berlari kearah suara tersebut. Memang jarak antara tempat mencuci dan memasak agak jauh.

"Astaga.." Mata gadis itu membulat melihat pemandangan didepannya. Kini api sudah merambah ke meja dan juga peralatan dapur yang ada disana.

Kara segera berlari mengambil air yang ada. Terdengar dari depan seseorang berteriak ketika melihat asap mengepul.

"Yaampun api-api..."
"Itu apaa? Kebakaran deh.."
"Tolong itu apii nyala.."
"Kebakaran..."

Semua pelanggan terlihat berlarian kesana kemari. Mereka lebih memilih untuk keluar menyelamatkan diri. Sedangkan Bu Kirai yang baru sampai di depan cafenya terkejut, segera berlari masuk ke dalam ketika mendengar teriakkan beberapa orang.

"KARA APIII..."

"DIMANA KAMU..."

Api mulai membesar, sekarang sudah merambat ke ruang utama cafe tempat pelanggan makan. Wanita itu kini berniat menuju dapur untuk mencari Kara, tetapi langkah nya dihentikan oleh sebuah tangan.

"Ibu jangan kesana bahaya," ujar seorang pria memegang tangannya, menarik menjauh membawa keluar. Kirai menggeleng kuat memberi tau bahwa dia harus menyelamatkan seseorang.

Air matanya mulai jatuh ketika melihat pemandangan didepannya. Cafe miliknya dipenuhi oleh kobaran api. Dan seorang gadis yang begitu ia sayangi ada disana. Kakinya kembali hendak melangkah maju, kembali tertahan oleh tangan-tangan yang sekarang mencegah nya.

"SAYA HARUS SELAMATIN DIA PAK,," ujarnya keras memberontak

"Ibu tenang yah, sebentar lagi pemadam kebakaran datang.."

TUAN MUDA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang