21. Dua kubu

7.1K 386 3
                                    

Darah harus dibayar dengan darah!!


*****

Senyum puas terukir di bibirnya. Menatap senang atas apa yang sudah ia lakukan. Tapi semua ini belum cukup, apa yang telah dilakukan si tua itu. Dia harus merasakan apa yang sudah cowok itu rasakan selama ini.

Kehilangan

Semua orang tidak mau, tapi akan terjadi.

Sekarang ia sudah tidak percaya kepada siapapun lagi. Semua orang akan pergi dan meninggalkan pada waktunya. Maka dari itu, sebelum maut menjemput nya. Dirinya harus menjemput nyawa seseorang lebih dulu.

Selama ini yang dilakukan nya tidak berdampak apa-apa, ternyata cowok itu sampai sekarang masih terlihat bahagia. Dan mungkin sekarang lebih bahagia karena sosok orang itu dihatinya.

"Hancurkan semua yang ada didepan mata kalian," seru cowok dengan masker hitam dan kupluk hoodie menutupi wajahnya. Bibir nya tersenyum sinis, cowok itu begitu sangat menanti kemarahan orang itu sebentar lagi.

"Bos, ini ancurin jangan." Cowok itu mengangguk. Kemudian matanya teralihkan ketika mendengar banyak deru motor berdatangan.

Brumm Brum Brum

"Akhirnya." Bibirnya tersenyum senang melihat beberapa puluh orang turun dari motor nya.

"Bangsa*." Semua anggota Galaksa menatap tak percaya pemandangan didepannya. Markas mereka, di obrak-abrik berantakan. Sebagian barang-barang hancur berserakan. Tangan seseorang yang berada paling depan itu terkepal kuat. Mata legamnya menatap tajam kearah lelaki yang memakai masker.

"Jadi lo ketua nya." Cowok dibalik masker itu terkekeh kecil. Kakinya melangkah maju, menaikkan satu alisnya.

"Kenapa kalo gue?" Cowok itu berujar dengan nada menantang. Kenzo berdecih pelan menarik sudut bibirnya membentuk senyuman miring. Mata nya menyorot tajam menatap cowok didepannya.

Jadi ini orangnya, selama ini yang bersembunyi. Kenzo tidak bisa mengenali wajah dibalik masker ini. Karena cowok itu memakai kupluk hoodie nya.

"Gak punya otak, lo ancurin markas kita," teriak seseorang dibelakang Kenzo. Napasnya naik turun ketika baru saja tiba disini. Melihat kekacauan yang terjadi ditempat favorit nya, membuat cowok itu emosi.

Tadi untuk saja dengan cepat sebuah tangan menahan pergerakan Dirga yang maju ingin memberikan pukulan pada geng itu.

"Tahan Dir." Usapan dibahunya membuat cowok itu sedikit tenang. Dirga melepaskan cekalan ditangannya. Kemudian berdiri kembali dengan tenang. Menatap geng didepan sana yang menatap sinis kearah mereka.

"Motif lo lakuin ini?" Alis Kenzo terangkat, menatap bertanya. Cowok didepannya ini hanya terkekeh sejak tadi, tidak menjawab. Yang Kenzo herannya selama ini cowok itu tidak mengerti alasan apa yang membuat geng Tiger benci pada Galaksa. Mereka tidak pernah mencari ribut dengan geng manapun. Tapi waktu itu yang mengawali adalah mereka. Tiba-tiba saja menyerang geng nya tanpa persiapan.

Saat asik-asiknya nongkrong pulang-pulang babak belur.
Dulu, tidak ada orang ini.

"Kelamaan, serang."

Semua anggota Galaksa melotot mendengar hal itu. Dengan sigap mereka segera mengambil posisi untuk bertarung. Kenzo mundur beberapa langkah saat sebuah tendangan datang kearahnya.

Tidak kena, karena cowok itu menghindar.

Bugh bugh

Terjadi aksi saling memukul, menendang dan mengumpat disana. Kedua kubu dengan amarahnya masing-masing itu saling memberikan bogeman. Emosi Dirga tersungut kembali, dengan keras cowok itu memukul lawan didepannya.

TUAN MUDA✓Where stories live. Discover now