38. EKTRA PART (Surat dari Kenzo)

11.4K 411 39
                                    

'Menyatakan Terdakwa saudara JEFRAN RAVINDRA BAGASKARA terbukti secara sah dan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun.'

'Menyatakan Terdakwa RESTU EVANSYAH terbukti salah melakukan tindak pidana pembunuhan yang tidak disengaja, diatur dalam Pasal 359 KUHP. Terhadap setiap orang karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain, menurut KUHP diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun.'

Tok tok tok

Suara 3 ketukan palu itu mengakhiri jalannya persidangan. Semua orang yang berada disana beranjak berhamburan pergi.

Seorang gadis beranjak dari duduknya, berjalan keluar perlahan meninggalkan ruangan tersebut. Sekarang sudah berjalan kurang lebih satu minggu sejak kepergian cowok itu.

"Lengkara,,,"

"Om Bima." Pria paruh baya itu berhenti dihadapan nya. Menatap dalam gadis yang sekarang tengah menunduk. Tangannya terulur memegang bahu gadis itu.

"Om, aku minta maaf atas kesalahan ayah. Tapi orang-orang malah nyangka om pelaku nya." Gadis itu tetap menunduk, tidak berani menatap orang yang sekarang tengah berdiri menghadap nya. Orang yang benar-benar begitu baik dan telah banyak membantu nya. Rasanya gadis itu begitu malu dan sedih ketika mengetahui hal itu.

Apalagi, putra sulungnya yang sekarang sudah berada diatas langit.

"Lupakan itu Kara, om cuma mau bilang. Kamu jangan bersedih terus-menerus karena kepergian Kenzo." Kara mendongak dengan kristal dimatanya yang akan keluar. Menatap pria tersebut dengan sorot mata terluka.

"Dia sekarang udah bahagia."
Gadis itu mengembuskan napasnya perlahan, kemudian mengangguk sambil tersenyum. Senyum yang Kara paksakan.

Setelah nya Bima pamit untuk segera pergi ke kantornya, tadi pria itu mengatakan agar Kara cepat pulang. Karena Kelio sudah sejak tadi merengek merindukan gadis itu.

"KAK KENZOO..."

Gadis itu terbangun dari tidur nya dengan napas yang memburu. Dadanya naik turun seperti habis berlari. Tangannya terulur memegang pipinya yang terasa basah akibat mimpi itu.

Dahinya bercucuran keringat dingin. Kara segera beranjak turun dari ranjang berwarna hijau tersebut. Menatap seorang bocah yang masih tertidur nyenyak.

Kakinya melangkah menuruni anak tangga setelah tadi membasuh wajahnya. Hampir saja gadis itu bangun kesiangan akibat mimpi tadi.
Tubuhnya berbelok menuju dapur, tujuan kali ini membuat sarapan untuk keluarga Galaksa seperti biasanya.

Disana terlihat sosok tubuh jangkung yang berdiri membelakangi meja pantry. Gadis itu memicingkan matanya menatap heran, kemudian kakinya perlahan kembali mendekat.

"Kak Kenzo lagi ngapain?"

**

"OMO-OMO AKHIRNYA LO SEKOLAH LAGI..." Kakinya melangkah masuk kedalam kelas yang bernuansa serba putih. Saat memasuki kelas tersebut gadis itu sudah disambut oleh sebuah teriakan yang familiar ditelinga nya.

Gadis itu tersenyum kemudian melangkah mendekat kearah kursinya.

"Jangan sedih terus dong Kara." Gadis itu menautkan alisnya bingung menatap Viona didepannya yang menatap prihatin.

"Kamu kenapa liat aku kayak gitu?" Viona dengan cepat menatap gadis dibelakang nya, menaikkan alisnya bertanya kenapa dia.
Tapi Jessica dibelakang nya hanya menggeleng tidak tau.

"Kara, lo baik-baik aja kan?" Pertanyaan dari mulut Viona semakin membuat gadis itu bingung.
"Maksudnya kamu?" Kara menatap gadis itu penuh tanya.

"Setelah kepergian nya selama satu minggu."

TUAN MUDA✓Where stories live. Discover now