36. Pergi untuk bertahan

5.9K 282 7
                                    

BRAKK

Semua orang yang berada didalam markas tergelonjak kaget mendengar suara barusan. Dengan segera mungkin mereka semua bangkit mencari asal suara tersebut.

Mata Alaska memicing melihat sebuah gumpalan kertas, tangannya meraih benda itu kemudian membuka nya.

Sebuah batu besar ditangannya, Alaska beralih membaca deretan huruf yang tertulis diatas kertas.

'jam 10 malam gue tunggu di lapangan inangsari, kalo enggak semua anggota lo bakal habis'

-Jr

"Ada apa?" Seseorang dengan tubuh jangkung nya berjalan mendekat. Menatap bertanya kepada Alaska yang sedang memegang sesuatu ditangannya.

"Ken--" Tangan Kenzo dengan cepat meraih kertas itu, kemudian membukanya.

Cowok itu mendengus ketika melihat sebuah inisial seseorang dibawah tulisan itu.

Dasar orang ini

"Mereka mau kita datang." Cowok itu meremas kertasnya melempar asal dengan tangan yang terkepal.

Suasana didepan markas menjadi lebih tegang melihat raut wajah Kenzo kali ini. Apa yang dipikirkan semua anggota Galaksa sama dengan Alaska kali ini.

Karena Kenzo sudah tau semuanya, termasuk ketua geng Tiger kemarin. Hampir saja ranjang rumah sakit dibanting habis olehnya ketika mendengar penjelasan dari Gempa.

Hacker itu akhirnya menceritakan semua yang telah ia cari, dan terbukti hasilnya tepat. Kenzo juga sempat marah pada orang itu, tapi semua alasan yang diberikan Gempa masuk akal. Jadi setelah cowok itu berkata maaf bagi Kenzo sudah tidak ada apa-apa.

Kakinya melangkah masuk kedalam markas, duduk dikursi tempat biasa berkumpul.

"Penyerangan lagi." Seseorang dengan earphone ditelinga nya mendekat dengan kedua tangan yang terlipat. Kekehan kecil muncul dibibir nya.

"Bumi, kita perlu bicara."

**

"JANGAN MAIN-MAIN SAMA UCAPAN LO KENZO.."
Mata cowok itu menatap nyalang kearah lawan bicara nya. Dengan napas yang memburu Gempa menarik kerah baju yang dikenakan cowok itu.

"LO GAK BAKAL MATI, NGAPAIN TITIP LENGKARA SAMA GUE." Untuk pertama kalinya seorang Gempa berbicara sebanyak ini.

"Kita gak tau apa yang bakal terjadi, dengan penyakit gue ini. Dan juga bisa aja dia ngabisin nyawa gue," ujar Kenzo dengan lirih. Ketika kemarin mendengar penjelasan dari dokter, cowok itu merasa sudah tidak punya semangat hidup lagi.

"MATI ITU DITANGAN TUHAN, BUKAN MANUSIA." Tangannya tanpa sadar terangkat hendak memberikan sebuah bogeman.

"Ayo tonjok gue." Cowok itu memejamkan matanya. Setelah membuang napasnya perlahan Gempa kembali menurunkan tangannya. Dengan sekali hentakan cowok itu mendorong tubuh Kenzo hingga membuatnya tersentak sedikit ke belakang.

"Terserah kalo lo mau mati."

Setelah mengatakan itu, Gempa berjalan keluar dengan kedua tangan yang mengepal. Memukul pintu ruangan itu sebelum sepenuhnya benar-benar pergi.

"Muka lo kenapa Gem." Dirga menaikkan alisnya ketika melihat wajah temannya, cowok itu mengambil duduk di sofa single. Tangannya meraih minuman dingin di atas meja, meneguk nya hingga tandas.

"Abis ngomongin apa sama Kenzo?"

"Tanya sama cowok gila itu." Alaska, Geral dan juga Dirga menaikkan alisnya secara bersamaan. Menatap cowok itu dengan bingung.

TUAN MUDA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang