27. Curiga

5.9K 348 11
                                    


Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Sekarang kantin sudah dipenuhi oleh para siswa-siswi. Mereka berlalu lalang disana, memesan makanan dan memakannya
Kemudian ada juga yang sedang mencari tempat duduk.

"Eh, eh tugas buat besok gue belom tau," ujar Viona yang sekarang tengah memakan bakso pesanan nya. Gadis itu menarik mangkok sambel, kemudian menuangkan semua isinya.

"Nikmat..."

Kara mendelik ngeri melihat hal yang dilakukan gadis itu. Satu mangkok yang masih penuh ia tuangkan semuanya. Mencret-mencret gadis itu setelah ini.

"Pulang sekolah ngerjain barang yuk," ajak gadis itu menatap kedua temannya. Kara terdiam, berat gadis itu harus meminta ijin pada Bima.

"Okee.." Angguk keduanya setuju. Setelah pulang sekolah ini mereka akan belajar bersama sembari mengerjakan tugas dirumah Viona.
Gadis itu yang menginginkan nya.

"Btw, kalo gue liat muka pak Gunto berasa pengen ngakak terus." Gadis itu tertawa keras sembari memukul-mukul meja. Kemudian menarik ingusnya keluar karena Viona memakan bakso yang begitu pedas.

"Lo ngeledek guru sendiri," kata Jessica menggeleng-gelengkan kepalanya. Kara tertawa pelan sembari menutup mulut.

Pak Gunto guru penjas kelas 10. Terkenal dengan ciri kumis hitamnya yang tebal, berbentuk estetik dan terlihat sangar. Yang membuat anak-anak meledek nya, saat pria itu berbicara kumisnya akan ikut turun naik.

"Jangan gitu Na, nanti kedengeran orang nya loh."

"Biarin, kalo kedengeran gue ajakin gibah bareng." Viona mengibas-ngibaskan tangannya diudara. Kemudian menarik jus jeruk yang ia pesan, menyeruput nya dengan nikmat.

"Lengkara."
Ketiganya menoleh ketika mendengar suara yang tak asing memanggil nama lengkara. Mata gadis itu hampir saja keluar ketika mendapati sosok didepannya.

"Kenapa Jef?" Kara menaikkan alisnya bertanya. Menatap cowok didepannya yang berwajah datar. Viona dan Jessica menatap cowok itu dengan heran. Seperti nya Jefran berbeda kali ini, tidak ada binar keceriaan dan tatapan lembut di matanya.

"Lo di panggil Bu Bento."

**

"Ken, kerumah sakit aja yah," ujar seseorang disebelah nya. Sejak tadi cowok itu terus mengoceh menyuruh Kenzo agar di bawa kerumah sakit. Tentu saja cowok itu menolak, katanya dirinya baik-baik saja.

Kenzo yang sedang memejamkan matanya berdecak kesal. Sudah seperti cewek saja mulut nya, selalu mengoceh.

"Gue gak kenapa-napa, cuma capek."
Dirga memutar bola matanya malas. Padahal kan dia hanya memberikan sedikit perhatian pada temannya. Tapi cowok itu, ah sudahlah.

"Woi soal markas gimana?" tanya Geral yang baru saja datang duduk di samping Alaska.

Kini kelima pemuda itu berada di kamar Kenzo. Setelah tadi mengantarkan cowok itu karena tiba-tiba pingsan. Awalnya hanya diijinkan dua orang saja yang mengantar Kenzo, tetapi yang namanya Galaksa tidak akan menurut. Dengan santainya keempat teman Kenzo keluar dari gerbang begitu saja.

"Mending kalian balik deh."
Cowok itu melemparkan sebuah bantal dengan asal. Tidak mengenai siapa-siapa, benda itu jatuh ke bawah.

"Jawab dulu kali Ken."

"Ck, udah diurus sama Gempa." Setelah mendengar jawaban itu, Dirga hanya ber-oh. Seperti nya mereka sudah lama tidak ke markas setelah kejadian waktu itu, memang markasnya juga sedang direnovasi.

"Ken, ada makanan gak dirumah lo."

Bangsa*

Kan, Kenzo sejak tadi menyuruh untuk mereka pulang ini alasannya. Karena salah satu dari mereka akan bertanya seperti itu, kemudian mengambil nya. Setelah itu, semuanya akan tetap disini dengan asupan-asupan dari kulkas nya.

TUAN MUDA✓Onde histórias criam vida. Descubra agora