15. Penyebab mamah meninggal

10.7K 535 8
                                    

Kamu menyalahkan orang yang tidak bersalah.

*****

"BENO BALIKIN SISIR GUE..." Baru saja gadis itu memasuki kelas, kedatangan nya sudah disambut dengan suara seorang gadis yang menggelar. Terlihat disana Viona berdecak pinggang menatap kearah cowok di pojok sana. Beno, teman sekelasnya yang selalu saja membuat Viona emosi.

Bayangkan hari ini ketika gadis itu mencari sisir kesayangan, si pingky yang biasa ia taruh di kolong laci hilang. Saat matanya menelusuri setiap penjuru kelas, ternya si pingky bertengger disebuah tangan seorang cowok. Dengan seenaknya cowok itu menggunakan sisir kesayangan nya tanpa ijin.

"BENO,, lo denger gue ngomong gak sih?" Cowok yang merasa namanya disebut itu mendengus sebal, kemudian kembali fokus pada kegiatan nya. Menyisir rambut adalah kebiasaan favorit nya, katanya agar terlihat lebih Ganteng.

Jika Viona mendengar kata-kata mungkin gadis itu akan muntah, pasalnya cowok bernama Beni ini memang cukup ganteng dikalangan teman sekelasnya. Hanya saja tampang dan ketengilan nya itu yang kelewat batas.

Kara terkekeh kemudian mengambil duduk dikursinya.

"Suara lo jelas kedenger sampe sungai Amazon," ucapan Beno itu membuat Viona melotot dengan gerakan cepat gadis itu berjalan kearah cowok itu.

"APA LO BILANG??" Suaranya teriak itu kembali menggema.

"Berisik deh lo." Viona mendorong bahu Beno, merampas sisir pink ditangan cowok itu.

"Aww anjin*." Cowok itu mengaduh ketika sebuah kaki dengan sepatu tinggi nya itu dengan estetik mendarat di kakinya. Setelah nya, Viona kembali ke kursinya dengan bibir yang cemberut.

"Suara lo gak abis." Viona menoleh ke belakang, menatap gadis itu dengan penuh senyuman dibuat-buat.

"Enggak dong, kan ciptaan Allah."

**

Pelajaran pak Gunto hari ini sudah selesai. Kelas 10 Mipa 4 berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perutnya. Kara yang tengah duduk dipinggir lapangan ditarik oleh lengan seseorang.

"Kantin yuk." Viona menarik gadis itu beserta Jessica dibelakang nya. Menggiring keduanya menuju kantin.

Kantin masih sepi, karena bel istirahat memang belum berbunyi. Tetapi mereka sudah lebih dulu ke kantin, mata pelajaran pjok tadi sudah selesai. Dengan baju olahraga yang melekat ditubuhnya, Kara mengusap keringat yang ada diwajah. Tadi saat bermain badminton, gadis itu sepertinya terlalu bersemangat. Kalau kalian ingin tau, buku tangkis adalah olahraga favorit Kara.

"Kalian mau pesen apa?" ujar Kara, hari ini giliran gadis itu yang harus memesan makanan.

"Gue pengen soto sama air putih dingin," jawab Jessica yang sudah mengambil duduk dekat dinding kantin.

"Gue mie ayam plus 10 sendok sambel. Sama es teh dingin nya," ucap Viona membuat gadis disamping berdecih. Jessica menggeleng mendengar penuturan gadis itu, apakah tidak mencret 10 sendok.

Perlu kalian tau, gadis dengan penampilan nyentrik itu sangat penyuka pedas. Bahkan mie goreng level terpedas pernah ia habisi tanpa nasi.

"Serius 10 Na?" Kara meringis menatap gadis itu, hanya direspon dengan kedua jempol yang ia acungkan.

Gadis itu melangkah menuju deretan pedagang kantin. Kemudian menyebutkan semua pesanan nya.

"Bibi bantu bawain pesanan nya yah." Kara mengangguk kemudian berbalik membawa nampan ditangannya.

"Makasih ya bi," ujar ketiganya ketika pesanan tersebut sudah berada diatas meja. Kara segera mengambil duduk dikursi kosong.

Kantin sudah mulai ramai, mungkin karena bel sudah berbunyi. Terdengar gelak tawa dan ocehan-ocehan dipenjuru kantin. Banyak dari mereka adalah kalangan kelas 12, sedangkan adik kelasnya lebih sering membeli makanan dikoperasi sekolah. Sebenarnya mereka juga bisa, hanya saja ketiganya menginginkan makanan yang lebih beragam.

TUAN MUDA✓Where stories live. Discover now