Bab 2 Kencan Romantis Bersama Jacky

886 40 0
                                    

Halow Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم



Fira menatap dirinya di depan cermin. Rambut curly berwarna hitam, gaun putih bersih, serta heels yang senada dengan gaunnya. Perlahan Fira mengendap pergi keluar rumah. Ia melihat jam di ponselnya, tepat menunjukkan pukul delapan malam. Nenek dan kakek nya sudah tidur, sedangkan ayah dan ibu sedang menghadiri undangan di rumah temannya.

Sebelum berangkat, tidak lupa Fira menata bantal dengan guling yang ditutupi selimut. Lalu perlahan ia keluar dan sudah ada Jack di depan rumahnya. Fira bergegas menemui Jack, berbeda dengan Fira yang kini sedang sangat bersemangat, Jack justru merasa cemas. Ia takut jika Fira nekat, akan berakibat buruk pada keduanya.

"Ayo."

"Kamu yakin, Sayang?" tanya Jack cemas.

"Kenapa? Kamu meragukanku?"Jack hanya menggeleng, lalu ia mulai menjalankan mesin mobilnya dan melesat menuju tempat yang akan mereka tuju.

Kencan romantis mereka ... bukan seperti ala-ala restoran pada umumnya. Jack membawanya ke sebuah rumah pohon dengan banyak lampu warna-warni. Udara yang sejuk, beberapa lilin menyala yang membuat cahaya redup di sana, serta semerbak wangi bunga mawar menyerbu indra penciuman Fira.

Di sana, Fira menaiki sebuah ayunan dengan Jack yang mendorongnya dari belakang. Semilir angin malam yang menerpa wajah Fira, menerbangkan helaian rambutnya. 'Tak membuat kecantikannya memudar, justru Jack semakin terpesona dengan paras gadisnya yang nyaris sempurna di matanya.

"Jack."

"Yes, Honey?"

"Jika suatu saat kita tidak bisa bersatu, bagaimana?" tanya Fira membuat Jack menghentikan kegiatannya.

"Maksudnya?"

Fira menunduk. "Kata ayahku, jodoh sudah diatur Tuhan. Kalau kamu bukan jodohku, apa kamu ikhlas?"

Jack memutar bola matanya malas. Ia berjalan perlahan menuju Fira. Berjongkok di depan gadisnya itu, lalu mengusap lembut wajahnya. "Jangan dengarkan apapun kata ayahmu itu. Bukankah kamu tersiksa dengannya? Bisa jadi dia hanya mengibulimu. Apa kamu lupa, keluargamu berasal dari perjodohan semua? Nah, bisa jadi ayahmu berbohong agar kamu putus denganku lalu menikah dengan orang pilihan ayahmu."

Fira mengerjabkan matanya menatap Jack. "Jadi, kita akan tetap bersama, kan?" Dengan senyuman manisnya Jack mengangguk. Menyetujui pertanyaan Fira.

Jack menangkup wajah Fira dengan telapak tangannya. "Tidak ada yang bisa memisahkan kita, Honey. Percaya padaku, okey?" Fira mengangguk.

Jack menuntun Fira berdiri dan beranjak dari sana menuju rumah pohon. Keduanya memasuki rumahnya, di dalamnya terdapat lilin, bunga dan dua cangkir minuman.

"Lihat Honey, namamu dan namaku terukir jelas di rumah pohon ini. Rumah pohon ini menjadi saksi hubungan kita." Fira mendekat, mengamati dua nama yang terukir di dinding kayu itu. Apalagi dengan love di tengah kedua namanya.

Kedua mata Fira berkaca-kaca. Ia terharu, pertama kali ia mengenal cinta, dan ia mendapatkan lelaki sebaik Jack ini. Jack hanya tersenyum tipis, ia memeluk Fira yang membuatnya menumpahkan air matanya pada bahu Jack. Setelah merasa tenang, Fira mendongakkan kepalanya menatap Jack yang masih setia mengusap lembut rambutnya.

Jack terkekeh pelan melihat gadisnya dengan mata sembab dan hidung memerah. "Ada ya, orang nangis tapi kecantikannya gak memudar."

Dengan rasa kesal campur salting Fira memukul dada bidang Jack, yang membuatnya semakin tertawa. Fira mengusap air matanya, lalu Jack menyerahkan secangkir minuman pada Fira.

Kening Fira mengerut, "Apa ini? Wine kah?"

Jack menatap Fira malas. "Aku tidak akan merusakmu dengan minuman alkohol, Honey. Ini hanya kopi avocado kesukaanmu."

"Wah ...." Dengan antusias Fira menerimanya. Bahkan dengan sekali tegukan, kopi itu sudah habis.

Jack menggelengkan kepalanya, "Cantik-cantik minum kopi sekali teguk."

"Biarin!" Fira menjulurkan lidahnya pada Jack.

Jack yang geram langsung mencengkeram tangan Fira agar tidak bisa kabur darinya. Namun baru saja ia mengenggamnya, Fira meringis kesakitan. Jack segera memeriksa tangan Fira, raut mukanya seketika berubah saat mendapati jari Fira terluka.

"Kenapa? Siapa?"

"Bukan siapa-siapa. Aku saja yang ceroboh, tidak sengaja terkena api waktu bermain kembang api kemarin."

Jack tersenyum paksa, ia mengusap lembut puncak kepala Fira. "Lain kali hati-hati. Jangan sampai luka seperti ini, aku juga ikut sakit lihatnya."

Fira mengerucutkan bibirnya mengejek, "Lebay kamu."

Jack menjitak kening Fira yang membuatnya geram itu. "Lebay-lebay! Nanti juga nangis kalau gak diperhatiin." Keduanya tertawa hingga melupakan semua masalahnya.

"Jack, ayo turun. Aku pengap di sini." Fira beranjak lebih dulu menuruni rumah pohon. Ia berlari, "Jack tangkap aku kalau bisa!"

Jack mengedikkan bahunya 'tak acuh, "Apa imbalanku?"

Fira berhenti sejenak, ia menoleh ke belakang. "Apapun yang kamu mau."

Mendengar ucapan Fira, Jack merasa tertantang. Ia mulai berlari mengejar Fira. Keduanya tertawa seperti tanpa beban di pundaknya. Disertai keheningan malam, mereka menikmati keseruan masa remaja berdua. Dengan rumah pohon dan danau kecil yang menjadi saksi kebahagiaan cinta kasih keduanya.

Jack menangkap Fira dengan sekali dekapan, membuat keduanya terhuyung jatuh di rerumputan basah itu. Karena masih geram dengan gadisnya, Jack mengelitik perut Fira, yang membuatnya tertawa terpingkal-pingkal. "Pacar siapa sih, gemas sekali!"

"Jack, sudah!" cegah Fira masih dengan tawanya.

Jack terkekeh lalu menghentikan kegiatannya. Ia ikut berbaring di samping Fira, memandang langit malam yang dipenuhi gemerlap bintang. "Jadi gak sabar nikah sama kamu. Terus bikin Jack season dua haha."

Fira meliriknya sinis, "Pikirannya!"

"Haha bercanda. Lagian aku juga gak akan rusak kamu sebelum halal."

"Ku pegang ucapanmu!" tegas Fira.

Jack merubah posisinya menjadi duduk. Ia beranjak pergi membuat Fira mengerutkan kening nya. 'Tak selang lama Jack kembali dengan dua botol kaca, kertas dan spidol.

"Kamu tulis keinginanmu, apa aja. Lalu masukkan ke botol dan kubur di depan rumah pohon ini. Tahun depan kalau kita masih ditakdirkan bersama, kita ke sini, aku buka botol kamu dan kamu buka botol aku. Berani?"

"Oke!" Fira langsung menuliskan semua list keinginannya. Memasukkannya ke dalam botol, lalu menutupnya rapat-rapat.

Mereka menguburnya di depan rumah pohon, "Semoga kita masih bersama, dalam satu tahun ke depan." Jack mengangguk seraya menepuk pelan kepala Fira.

Pandangan Jack teralihkan pada gaun Fira. "Gaunmu kotor, maaf."

"Tidak masalah, bisa dicuci."

"Orang tuamu pulang jam berapa? Mau kuantar pulang sekarang?"

"Mereka pulang lusa, tapi ... pulang sekarang saja, aku mengantuk."

"Ayo."

Jack melajukan mobilnya. Melesat lancar di jalanan yang ramai. Sampai di rumah Fira, Jack menatap Fira yang sudah tertidur di mobilnya. Ia mengecup singkat keningnya, dan tidak lupa mengabadikan moment tidur seorang Fira. Ya, Jack memotretnya untuk pajangan di kamar.

"Honey ... bangun, sudah sampai." Fira mengerjapkan matanya, perlahan ia membuka matanya. "Oh sudah ya, kalau begitu aku turun dulu. Terima kasih, hati-hati di jalan."

Jack mengangguk, "Night Honey."

"Ya, heem iya."

Jack menatap punggung Fira yang mulai menjauh. "Sabar ... efek mengantuk dia."

Revisi 29 Mei 2023

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now