Bab 58 Awal Pengungkapan

259 13 2
                                    

Halow ... Halow ....



"Oke, kenaikan kelas dua belas beberapa minggu lagi pas dengan hari ulang tahun kamu, kamu harusnya sudah cukup umur kan? Kita sah negara saat itu juga."

"Itu terlalu cepat, Bi!"

"Itu karena aku tidak mau kehilangan kamu, Ra."

"Tapi jangan ceraikan Vio."

"Maaf, tapi tidak bisa."



Pagi ini, Fira mulai kembali masuk sekolah seperti biasanya. Karena setelah dipikirnya, tiada gunanya ia menangisi hal yang sudah berlalu. Toh juga dengan ia terus bersedih juga tidak membuat Jack kembali padanya, kan?

Semua penyesalan pasti berada di akhir.

Dengan semua berawal hanya karena dirinya yang terlalu egois dan kekanak-kanakan, berakhir sehancur ini.

Gadis itu menghembuskan napasnya lalu tersenyum dan mulai melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah.

"Astaga Fira ... kemarin sakit apa kamu sampai gak masuk?"

Fira hanya tersenyum seraya mendudukkan tubuhnya di bangku. "Gak papa, katanya selasa kemarin ada apel kan? Aku malas mangkannya gak masuk hehe."

Dina berdecak kesal mendengarnya. "Aelah Fir, seorang Fira membolos? Baru tau aku."

Tangan Dina bergerak mengangkat dagu Fira untuk menatapnya. "Katakan ada apa? Aku tau kamu bohong."

Fira terdiam sejenak sebelum akhirnya terkekeh pelan lalu melepaskan tangan Dina dari wajahnya. "Apasih, gak jelas kamu. Udah ah minggir, kebiasaan duduk di meja, aku mau nyatet tugas kemarin."

Di jam pulang, Fira sedari tadi terus menunggu Abi untuk menjemputnya. Namun sudah ada setengah jam batang hidung lelaki itu belum juga nampak. Setelahnya ia merasa ada sebuah mobil yang berhenti di belakangnya, sontak ia tersenyum dan berbalik. "Abi?"

Senyumannya memudar saat ternyata yang keluar dari mobil tersebut adalah seorang wanita. "Sebentar, aku sepertinya pernah melihat wajahmu?" ucapnya seraya menyipitkan kedua mata.

"Ah, Nita?!"

"Yes, bitch."

"What? Bitch?"

Nita melangkah maju semakin mendekat pada Fira. "Yah. Lo, jalang yang udah ngerusak rumah tangga sahabat gue!"

"Apa sih! Fira tidak mengerti?"

Dengan emosi Nita melayangkan tamparan keras pada salah pipi Fira hingga menimbulkan bekas. Bahkan kini Fira menjadi pusat perhatian teman sekolahnya, ya allah ... baru saja hamba berdamai dengan keadaan, sekarang cobaan apa lagi darimu Ya Rabb. Batinnya lesu.

"Itu satu tamparan buat lo karena udah ngerebut suami sepupu gue!" Suara bisik di sekeliling mulai terdengar riuh, apalagi di saat Nita kembali melayangkan tamparan kedua pada sisi lain pipi Fira.

"Dan itu tamparan kedua karena udah bikin adik gue mati!" Baru Fira akan membuka mulutnya untuk membela, Nita sudah duluan mencengkram kerah lehernya lalu meraih kerudung Fira hingga terlepas.

"Kerudung ini? Gak cocok buat lo yang kelakuan jalang! Lo itu cuma ketutup alim sama penampilan aja, Fir. Hati lo busuk!"

"Kak, kembalikan kerudung Fira, Kak." Pintanya seraya berusaha meraih kerudungnya yang ditenteng Nita.

"Kenapa? Biar kelihatan alim gak ada dosanya gitu? Liat semua kelakuan lo Fir, selingkuh, rebut suami orang, bahkan buat adik gue meninggal!"

"Kak, Fira tegaskan ya! Bukan Fira yang merebut Abi, tapi sepupu Kakak yang ngerebut Abi dari Fira!"

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now