Bab 52 Dua Insan yang Saling Merindu

280 16 5
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم



Fira menatap ponselnya lekat. Ia terus melamun setelah berada lima hari di sini. Tiba-tiba saja sebuah tangan mengagetkannya dari belakang. Siapa lagi jika bukan Hilwa?

"Sudah lima hari ponselmu gak kamu buka. Kenapa? Kamu gak ada niatan kabarin keluarga kamu?" Fira menggigit ujung bibirnya, jujur ia sangat ingin memberi kabar, tetapi ... ia takut. Apakah Abi akan memarahinya nanti?

Fira menarik napas dalam-dalam. Ia mulai memencet lama tombol power pada ponselnya itu. Setelah menunggu cukup lama untuk ponsel itu kembali menyala, Fira mulai membuka aplikasi berwarna hijau itu. Dan ... benar saja, banyak sekali spam chat dan telepon terutama dari Abi. Tanpa menghiraukan chat awal, Fira langsung mengesernya ke bawah.

|Ra
|Kamu ke mana sayang
|sekolah kamu sedang libur, kamu di mana sekarang?
|jangan bikin aku panik, ra
|humairaku ... ya allah
|setidaknya kasih kabar ke aku ra

[panggilan suara tidak terjawab]
[panggilan suara tidak terjawab]

[panggilan video tidak terjawab]

|humairaaaa
|kamu sama bang nico?

[panggilan video tidak terjawab]

|ya allah ...
|kalau aku tau akhirnya kamu kabur seperti ini, aku lebih baik tidak menuruti permintaan Abba, ra
|humaira ... aku rindu
|maaf jikalau selama ini kamu merasa aku kurang adil denganmu dan vio
|apa kamu mau aku ceraikan vio?

Apa-apaan ketikanmu itu|

|ra? Benar ini dibalas?
|kamu siapa? Humaira saya beneran bukan??
|kasih ke humaira saya! Kamu culik ya?!

Apaan sih|

|angkat panggilanku, ra

Tiba-tiba ponsel Fira berdering. Fira menatap Hilwa dalam, gadis di sampingnya itu mengangguk mantab. Seakan mengatakan 'angkat saja'. Kembali Fira menatap layar ponselnya, dengan ragu ia mulai mengangkat panggilan itu. Kini wajah yang ia rindukan selama ini terpampang jelas di layar ponselnya.

"Alhamdulillah ya rabbi ...."

Suara itu ... ia benar-benar sangat merindukannya. Tanpa disadari bahkan kini kedua matanya berkaca-kaca, jemarinya mengusap halus gambar Fizo di layar, dengan suaranya yang sangat mengetarkan hatinya yang sedang merindu berat pada suaminya itu.

"Ra? Assalamualaikum ra?"

"Kamu kenapa nangis?"

"Ada yang jahatin kamu? Kamu di mana ra? Aku jemput sekarang ya? Kamu jangan marah lagi sama aku, jelasin semuanya apa yang kamu mau bakal aku turutin. Termasuk kembali menjadikan kamu satu-satunya milikku."

Fira menggelengkan kepalanya lemah seraya mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya. "Fira, fira sedang ikut program tahfidz, Bi."

"Hah? Ma syaa allah Humairaku ...."

"Kenapa tidak pamit denganku? Kamu pergi sendirian ke sana?"

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now