Bab 50 Semuanya Masih Sama

260 16 3
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم



"Dada ...." Fira tersenyum seraya perlahan menatap kepergian lelaki itu. Ia berbalik lalu membuka pintu rumah, seketika senyumannya memudar saat menyadari tatapan Fizo sangat aneh padanya.

"Kenapa?" Tanya Fira seraya menutup pintu.

"Aku mau bicara serius sama kamu."

"Yaudah cepat bicara, Fira sibuk mau belajar."

Fizo berdiri menghampiri istri kecilnya itu. Bahkan pandangannya tidak teralihkan dari wajah Fira. "Ada hubungan apa dengan Nico?"

Fira mengerutkan keningnya heran. "Hubungan? Dia abang aku."

"Abang memanggil sayang? Apa itu normal?"

Fira mengangguk antusias. "Normal. Itu bentuk rasa sayang kepada keluarga. Sudah kan? Fira ke kamar dulu ya." Baru saja langkah gadis itu melewati Fizo, ia langsung mencekal tangannya lalu membawanya berdiri tepat di hadapannya.

"Aku sedang serius, Ra." Tegas Fizo.

"A-aku juga serius. Lagian Abi boleh punya dua perempuan, kenapa Fira tidak boleh punya dua laki-laki?"

"Ra ini konsepnya beda. Coba kalau kamu bilang dari awal yang sebenarnya, kamu tidak mau aku menikah lagi, pasti semuanya gak akan seperti ini kan?"

"Oh jadi ini semua salah Fira? Memang benar, anak perempuan yang tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, tidak akan mendapatkan kasih sayang dari kekasihnya." Fira menjeda ucapannya. Ia melepas cekalan Fizo lalu mengibasnya seakan membersihkan kotoran dari tangannya itu.

"Tapi gak papa, Fira masih punya Abang Nico. Yang baik banget sama Fira," ujarnya dengan senyum manis serta sangat menekankan kalimat terakhirnya. Tanpa menghiraukan semua ocehan Fizo lagi, Fira segera berlari memasuki kamarnya.

Dari luar sana, terdengar Fizo berteriak frustasi dengan Vio yang berusaha menenangkan. Semua kata-kata bijak yang Vio berikan, selalu mendapat pujian dari sang suami. Gadis di dalam kamar itu hanya terkekeh sinis, ia menatap pantulan dirinya pada cermin, buruk sekali. Entah begaimana bisa Tuhan menciptakan makhluk tidak berguna seperti dirinya. Sebenarnya Fira juga tidak ingin seperti ini, ia sadar tingkahnya hanya memperburuk suasana, tapi di sisi lain ia juga ingin didengar ....

Semua keluh kesahnya selama ini ... ia hanya ingin dimengerti. Usianya masih sangat muda untuk menghadapi masalah rumah tangga. Emosionalnya belum terbentuk, ia hanya memikirkan apa yang terjadi saat ini tanpa memikirkan akibatnya.

Bang Nico
| sayangku
| libur semester mau jalan-jalan?
| itung-itung pengalihan dari masalah kamu 😁

Fira mengusap air matanya, ia segera menubrukkan tubuhnya pada kasur lalu membalas pesan abangnya itu.

makasih |
gak dulu bang |
Fira ada acara |

| acara apa? Mau diantar?

enggak, Fira sendiri aja |
Fira mau ikut program tahfidz, bagus gak? |

| BAGUS DONG!
| abang dukung banget sayang
| mau ditemani?

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now