Ekstra Part 1

380 14 3
                                    


hii ... maaf ya, kemarin habis penempuhan tkk hp Cado rusak kemasukkan air karna kehujanan 😭🙏

yang minta happy end, aduh ... Cado tidak tahuu yaaa ....



Seperti hari biasanya, Nico dengan pekerjaannya yang menjadi penjaga cafe. Sore menjelang malam kali ini Nico baru saja membersihkan satu meja lalu langsung menghempaskan tubuhnya bersandar di kursi. Ia menghela napas berat, cafenya akhir-akhir ini menjadi sepi setelah beberapa tragedi kekacauan yang adiknya buat. Tidak sedikitpelanggannya yang memberi ulasan buruk tentang Cafe Arion.

Baru beberapa detik lalu Nico memejamkan matanya, kini dering telepon terdengar dari saku celananya. Segera ia mengangkat panggilan dengan nama 'Dek Qilla' yang tertera di layar ponselnya.

"Waalaikumussalam Dek, ada apa?"

"Hem, iya, ini lagi Abang usahakan. Kamu fokus sekolah sama bantu Bunda jagain Ayah ya,"

"Jangan, jangan telepon Bang Fizo. Dia lagi banyak masalah."

"Iya Abang ngerti ... udah pokoknya jangan bilang apapun ke Bang Fizo. In syaa allah Abang bisa dapet uang secepatnya."

"Iya, udah dulu ya Abang mau lanjut kerja."

"Iya, assalamualaikum."

Nico menghela napas berat. Ia memijit pelipisnya yang terasa pening. Ia bangkit dari duduknya lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Caramel Lattenya satu."

"Baik, ditunggu ya." Keduanya saling bertatapan sejenak hingga perempuan di depannya itu mengerutkan kening.

"Nico?"

"Diva kan?" Perempuan itu tertawa lalu menganggukkan kepalanya setuju.

Nico ternganga dibuatnya. Bagaimana tidak, perempuan di depannya kali ini sangat berbeda dengan masanya dulu di sekolah menengah atas. "Ya allah Div, udah sukses aja."

Diva tersenyum menanggapi. "Alhamdulillah Nic, baru wisuda kemarin trus pulang ke rumah."

"Wah selamat ya, cie udah S1 aja." Diva tertawa kembali mendengar godaan Nico.

"Iya, alhamdulillah udah S2. Aku tunggu di sana aja ya."

Hening. Nico terdiam mendengarnya. Melihat punggung Diva yang kian menjauh, tidak salah kah? sungguh? orang seperti Diva? S2?

Nico kembali tertawa canggung untuk kembali membangkitkan suasana. Dengan tangannya yang sibuk berkutik dengan berbagai peralatan guna menyiapkan pesanan Diva, ia masih tidak menyangka.

"Jov, lo layani yang lain dulu. Gue mau ngobrol sama temen sebentar." Jov hanya melingkarkan jari telunjuk dan jempolnya membentuk huruf O yang artinya setuju.

Dengan rasa penasaran tinggi Nico mengantarkan pesanan Diva lalu meminta izin untuk duduk di dekatnya. Di awal Nico hanya terdiam menatap cara berperilaku Diva yang sangat berubah. Dari caranya duduk, cara meminum minuman, dan satu hal yang lebih mengejutkan, seorang Diva membaca buku??!!

Dengan ragu Nico memberanikan diri untuk membuka suara. "Div, kok lo bisa berubah banget?"

Diva tersenyum tipis dengan kedua alis menyatu. "Gak ada yang berubah dari gue, Nic. Tapi banyak hal yang udah ngerubah diri gue buat jadi lebih baik dari sebelumnya."

"Ahaha, ini bukan lo. Serius." Goda Nico.

"Semasa SMA lo cuma cewek bandel yang nilainya selalu merah. Paling gak suka sama cewek feminim apalagi baca buku. Mana PS lo dulu?"

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now