Bab 42 Siapa Perempuan Itu?

263 18 0
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم

Dipersilahkan, dengan senang hati Cado menerima votmen dari kalian ☺️🧡.

Assalamualaikum Ya Ukhuwah Islamiyah ....

Jadi pengen boneka avocado:(



"Hai, Bang."

Nico terlihat sangat bersemangat saat melihat Fira datang di kedainya. Ia antusias menyambut Fira dengan memberinya boneka alpukat kecil. "Buat adik."

"Hah? Wah, lucu sekali ...."

"Suka?" tanya Nico yang dibalas anggukan oleh sang adik. "Yang kemarin satu, Bang," ujar Fira yang diacungi jempol oleh Nico. Fira berjalan menuju salah bangku kosong, ia tersenyum senang memandangi boneka kecil di tangannya itu.

Namun perhatiannya teralih ketika mendapati ponselnya berdering atas nama ... Abi?

"Siapa? Angkat aja." Fira mendongak menatap Nico yang baru saja meletakkan pesanannya di meja. Ia terlihat ragu namun pada akhirnya mengangguk pelan.

"Sebentar ya," pamitnya yang dibalas anggukan Nico. Fira berjalan keluar untuk menjawab panggilan dari suaminya itu.

"Hallo."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Ini Fira itu kan? Cepat pulang."

Fira mengerutkan keningnya, suara seperti ... perempuan. Sepertinya juga tidak asing, apakah ini Violet menggunakan ponsel suaminya?

"Untuk?"

"Gak berbakti banget sama suami," cecar perempuan di seberang sana.

"Oh. Terus?"

"Cepat pulang! Fizo dipukul ayahmu!"

Seketika Fira membulatkan kedua matanya sempurna. Fizo? Ayah? Bagaimana ... bisa!?

Tanpa menjawab lagi, Fira segera mematikan panggilannya. Ia berlari masuk untuk mengambil tas sekolahnya. Lalu bergegas pergi tanpa berpamitan pada Nico.

"Dik? Mau ke mana?" tanyanya yang tidak dihiraukan Fira. Langkahnya terhenti saat menatap punggung Fira yang mulai menjauh dengan motornya. Ia kembali masuk, menatap bangku Fira yang terdapat kopi utuh dengan boneka avocado yang ia berikan tadi. Gadis itu melupakannya.

Nico meringkas semuanya lalu menyimpannya di ruangan pribadi khusus dirinya dan teman²nya itu.

●●●●

Fira melajukan motornya begitu kencang melewati pengendara lain hingga hampir menerobos lampu merah. Untung saja ia berhasil berhenti walaupun dengan posisi lebih maju daripada pengendara lainnya. Fira berdecak kesal saat mendapati ia tidak dapat melihat lampu merahnya berapa detik lagi, karena posisi lampu tersebut benar² di atas kepalanya.

Hingga pengendara belakang membunyikan bel membuat Fira kembali melajukan kencang motornya. Tidak peduli dengan keselamatannya sekarang, sepanjang perjalanan Fira tidak memikirkan jalanan lagi, pikirannya sudah beralih pada suaminya di rumah.

Di saat tiba, ia segera melepas helm dan melemparnya asal. Memasuki rumah tanpa salam dan langsung berlari memeluk suaminya yang sudah terjatuh lemah di lantai dengan banyak luka di tubuhnya.

"AYAH SUDAH!"

"Minggir, Fira." Mendengar hal itu, Fira hanya menggelengkan kepalanya kuat, ia tak berani menatap ayahnya sekarang. Sudah dipastikan wajah menyeramkannya itu menjadi lebih dari seram.

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now