Bab 25 Kejujuran

244 14 0
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم



"Aku mencarimu, aku bahkan berhenti mengunjungi bisnis papa yang di mana saat itu sedang pertemuan dengan klien penting. Aku membatalkannya demi mencarimu pontang panting, kata Ayah kamu tidak berada di rumah, dan aku tidak percaya itu. Aku memberontak dan berakhir dengan lebam ini? Haha." Fira 'tak kuasa menahan air matanya, ia menangis saat itu juga.

"Lalu ... luka tadi?"

"Ya, karena aku tidak menghadiri pertemuan penting itu, papa menghukumku. Tidak berat, hanya beberapa pukulan dan pecutan."  Fira tidak kuasa lagi menahan air matanya. Ia benar-benar tidak percaya bahwa Jacky bisa senekat itu hanya demi dirinya. Fira menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Jacky. Dengan senang hati lelaki itu membalas pelukannya, walaupun kini hatinya sangat perih.

Masih dengan isak tangisnya Fira terus meminta maaf pada lelaki itu. "Maaf ... maaf, ini salah Fira, kan?"

Diam. Jacky hanya diam. Sorot matanya begitu sendu menatap lantai. Dengan posisinya yang masih berpelukan dengan Fira, tangannya bergerak mengusap lembut puncak kepala Fira, untuk yang ... terakhir kalinya.

"Maaf Jacky ...."

Mendengar tuturan maaf terus menerus dari Fira, Jack semakin mengeratkan pelukannya. "Jangan mengemis maaf, kamu terlalu berharga untuk itu."

"Ta-tapi semua ini salah Fir-" ucapan Fira terpotong saat Jack lagi lagi mengeratkan keduanya. Hal itu sontak membuat Fira susah bernapas. "Jack tidak pernah menyalahkanmu." Jack memejamkan kedua matanya tenteram, detik kemudian ia jatuh tidak sadarkan diri di dalam pelukan Fira. Dengan tangan yang tadinya masih setia mengusap hijab gadis itu, kini terjatuh tidak berdaya.

"Jack!"

●●●●

Sepulang sekolah, bukannya langsung menuju gerbang ia malah berlari menuju unit kesehatan sekolah. Fira menghentikan langkahnya saat berada di ambang pintu, sorot matanya menatap Jack yang sudah sadar. Sudut bibirnya sedikit terangkat, setidaknya lelaki itu tidak apa-apa, ia bisa bernapas lega sekarang.

Perlahan Fira melangkah maju, Jack yang menyadari kehadiran Fira, ia segera menepis petugas pmr yang merawatnya. Mengisyaratkan padanya untuk menepi sebentar. Ia tersenyum tipis pada gadis itu. Bukan gadisnya lagi.

"Jack gak papa?" Tanya Fira yang dibalas senyuman manis lelaki itu. Ia mengangguk meyakinkan. "Tidak. Kamu- em lo bisa lihat? Aku- eh gue udah kuat kembali. Apa mungkin seorang Jacky tumbang? Ish, itu hanyalah dongeng belaka Ho- Fira." Sungguh, tidak bisa berbohong jika Jack sangat sulit mengubah tata bahasanya. Ia menatap Fira dengan senyuman paksanya, seraya menahan sakit di bagian dadanya.

"Fira boleh peluk Jacky?"

"Oh, silahkan. Dengan senang hati," tuturnya lembut. Ia merentangkan kedua tangannya untuk Fira menghambur ke dalam pelukannya.

"Fira yang salah dengar atau napas Jack memang berbunyi?"

"Aneh kam- lo ini, mana ada napas bunyi?" Jack melepas pelukannya. "Cepat pulang, lo bisa dimarahi ayah nanti." Fira mengangguk, ia segera berlari keluar sekolah.

Setelah kepergian Fira, Jack memejamkan kedua matanya menahan sakit. Tubuhnya terjatuh di senderan bangkar. Napasnya tercekat, tangannya memberi isyarat pada  petugas pmr itu. Mengerti apa maksud Jacky, ia langsung membantu lelaki itu untuk duduk dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Setelah dirasa lumayan reda, Jack kembali menyenderkan tubuhnya pada senderan bangkar. Ada apa dengan tubuhnya ini?

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now