Bab 16 Sungai Romantis

299 19 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Halow haloww ....

Diambil hikmahnya saja yaw ....



Fira mendongakkan wajahnya ke arah atas menatap langit dengan semilir angin menerpa jilbabnya. Membuat jilbab itu ikut terbang terbawa setiap hembusan angin pagi yang menyejukkan. Fira, gadis itu sedang duduk dibonceng sepedah oleh Fizo, dengan membawa timba kecil yang kata suaminya itu akan dibawa pergi mencari ikan. Lelaki dengan kaos hitam polos, celana panjang dan sarung yang menjadi kalungnya itu menggayuh sepeda dengan gadis di belakangnya.

Sangat di luar dugaan Fira bahwa desa bisa seasik ini. Ia pikir desa itu seperti ... pelosok. Yang notabenennya tempat jauh yang tidak mudah dikunjungi. Hal yang lebih parah biasanya tidak ada internet di sana. Sedangkan di desa? Tidak sedikit orang menggunakan wifi di rumah masing-masing.

"Babi ... apakah masih jauh?"

"Tidak."

Mendengar itu, Fira mengerucutkan bibir kesal. "Sedari tadi kamu terus mengatakan hal yang sama, tapi tidak kunjung sampai juga."

Fizo terkekeh mendengarnya. "Jarak tempatnya tidak jauh lagi, dekat sekali. Seperti dekatnya namamu dalam hatiku."

Seketika Fira terdiam lalu segera menduselkan wajahnya pada tubuh belakang Fizo. Hal itu sontak membuat lelaki di depan sedikit oleng, tidak bisa menjaga keseimbangan saat Fira bergerak sembarangan. Baru saja mereka berdua akan terjauh, namun dengan sigap Fizo langsung menurunkan kakinya untuk menyangganya.

"Maaf ...." cicit Fira.

"Maaf," balas Fizo membuat kening Fira mengerut heran. "Mengapa? Aneh sekali kamu qini."

"Aku lalai dalam menjagamu. Hampir saja bidadari kecilku tergores, jika aku tidak sigap menahan jatuhnya sepeda tadi," jawabnya. Fizo kembali mengayuh sepedanya, ia tidak memikirkan sama sekali bagaimana kondisi jantung Fira yang sibuk berdisko di belakangnya.

"Babi ... jangan seperti itu!"

"Iya Sayang."

"Babi!!" Bukannya merasa bersalah, merasakan duselan dari kepala Fira di punggungnya membuatnya tertawa pelan.

Tanpa sadar kini keduanya sudah sampai pada sungai yang ukurannya lumayan luas daripada sungai yang pernah Fira datangi sebelumnya saat mencari kepiting kecil. Fizo meletakkan sepedanya di bawah pohon rindang dekat sungai, sedangkan Fira sendiri sudah terlampau gembira hingga langsung turun dan menghampiri sungai dengan posisi timba menjadi topinya.

"Wah ... keren deh, sungainya jernih sekali," monolognya.

"Biasakan memuji dengan ma syaa alah, Fira," tegur Fizo lembut. Hal itu sontak membuat Fira menoleh dan tersenyum manis. "Ma syaa allah ... kuasa Allah bagus banget, ya Bi?"

Fizo mengangguk, namun detik kemudian ia menyadari terdapat sesuatu yang berbeda dari istrinya itu. "Boleh diulang, Ra?"

"Hah? Kuasa Allah itu bagus sekali, Bi ...."

"Bi?" Tanya Fizo heran.

"Iya, Babi, kan?" Jawab Fira membuat ekspektasi Fizo jatuh sejatuh-jatuhnya. Aku kira Abi, huft. Batinnya seraya menghela napas pasrah.

"Apa? Kau berharap Abi? Haha itu tidak mungkin ...." Fira tertawa sejadi dibuatnya. Saat menatap Fizo yang sedang memasang ekspresi kesal, membuatnya tidak bisa berhenti menertawakan lelaki itu. Namun detik kemudian lelaki itu tersenyum, "aku pastikan kau akan tarik ucapan itu." Gumamnya seraya berbalik meninggalkan Fira.

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora