Bab 45 H-30 Wisuda Vio

311 14 0
                                    

Halow ... Halow ....

Assalamualaikum Ya Ukhuwah Islamiyah ....

Sehat-sehat buat yang gak jawab salam.

Yang jawab, sehati aja .... 🧡🙉

Sehati menuju perjalanan mencari rahmat dan ridho Illahi maksudnya😁 sebagai sesama saudara muslim.

بسم الله الرحمن الرحيم



Setelah selesai acara tadi, Fira kembali pulang ke rumahnya. Tidak lupa dengan amanah sang Ayah yang menyuruhnya untuk tetap di rumah menemani Ibu. Terkadang Fira pusing sendiri, ia tidak bisa beristirahat dengan tenang saat berada di rumah. Di mana sang Ayah yang emosinya belum sepenuhnya mereda ditambah Ibu yang sering mengeluh kesakitan. Ya karena sudah hampir tiba prediksi keluarnya sang adik itu dari rahim sang malaikat 'tak bersayap. Bahkan bisa saja satu keluarga itu tidak tidur hanya karena tingkah calon bocah itu.

Sedangkan di sisi lain, pengantin baru itu memasuki kamar mereka. Semerbak wangi bunga mawar menyerbu indra penciuman mereka. Kamar dihiasi khas pengantin baru dengan mawar dan lilin membuat suasana semakin romantis.

Fizo melangkah masuk terlebih dahulu dan disusul oleh Vio. Perempuan itu menyusuri sekitar, senyuman di wajahnya mengembang sempurna. Ia sangat bahagia. Impian kecilnya sudah tercapai, sedari sekolah menengah pertama ia sudah memiliki mimpi ini bahkan sampai nekat terang-terangan tidak menutup auratnya sewaktu di kamar asrama. Padahal posisi Fizo didorong masuk oleh Nita dan temannya.

"Kamu mandi dulu, saya temui Bunda dan Ayah dulu di bawah." Vio mengangguk, sebelum pandangannya terpusat pada lukisan yang berada pada tembok di depannya.

"Mas." Sedikit canggung, namun Vio mencoba membiasakan panggilannya pada Fizo. Lelaki itu juga terdiam sejenak sebelum menyahutnya. "Ya?"

"Lukisan alpukat ini, boleh aku ganti dengan foto pernikahan kita?" tanya Vio membuat pandangan Fizo mengikutinya.

"Jangan."

Keningnya mengerut heran. "Kenapa?" tanyanya lesu.

"Humairaku sangat menyukainya."

"Tapi ini kamar kita?"

"Kalau lukisan alpukat itu tidak ada di kamar ini, begitupun juga aku." Hanya meninggalkan kalimat itu sebelum dirinya benar-benar beranjak keluar kamar. Melihat itu, Vio sedikit kesal, namun mau bagaimana lagi? Bocah alpukat itu memang cinta pertama suaminya, susah untuk menggantikan posisinya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk segera pergi membersihkan dirinya saja. Rasanya lelah juga aktif seharian ini.

Setelah selesai dengan ritual mandinya. Vio berjalan menuju sofa, membuka ruang chatnya lalu tersenyum tipis. "Sebentar lagi," gumamnya seraya terkekeh tipis.

"Apanya?" Perempuan itu buru-buru menyembunyikan ponselnya lalu tersenyum kepada Fizo yang baru saja masuk.

"Bukan apa-apa. Mas mau mandi?"

Fizo mengangguk, "Iya, gerah sekali. Tolong siapkan pakaianku ya," pintanya yang dibalas anggukan oleh Vio.

Perempuan itu segera menyiapkan baju tidur suaminya dengan senang hati. Di saat Fizo selesai mandi, ia memberikannya melalui celah pintu. Setelah Fizo keluar, Vio menatap lelaki itu dengan takjub, matanya tidak berkedip tetapi hatinya tak berhenti melafadkan kata ma syaa allah. Ayat yang terus diulang sebanyak tiga puluh satu kali dalam surah Ar-Rahman juga tak terhenti beradu dengan kata ma syaa allah dalam hatinya.

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now