Ekstra Part 3

346 12 0
                                    

Halow ... terakhir kita ketemu^^
Nanti bertemu lagi di cerita Harsa Queen yaaa ....



Fira sontak terdiam membeku. Ia bersusah payah menelan ludahnya diiringi senyuman canggung. "Aa ... o-oke ... tapi mampir dulu ya? Fira ingin jalan-jalan."

Dengan senyum sumringahnya Fizo berteriak seraya memukul setir mobilnya. Dengan sangat excited ia mulai menghidupkan mesin mobil. "Mau ke mana?" tanyanya dengan senyuman manis.

"Jalan saja dulu nanti Fira arahin."

"Siap, laksanakan tuan putri." Segera Fizo melajukan mobilnya sesuai dengan arahan Fira. Namun saat tiba di tempat tujuan ia dibuat mengerutkan kening heran, bukannya apa, Fira menyuruhnya berhenti di tepi jalan yang bisa dibilang cukup sepi.

"Abi turun aja nanti juga tau." Gadis itu mulai melepas sabuk pengamannya lalu membuka pintu dan keluar. Ia menarik napasnya dalam-dalam, mencoba sekuat mungkin untuk tidak menangis saat kembali menginjakkan kakinya di tempat ini.

"Ra? Serius? Pulang saja ayok ngapain di tempat sepi seperti ini?" Fira berdecak kesal mendengarnya, ia segera mengandeng tangan suaminya dan mulai beranjak lebih dalam melewati lumayan banyak semak. Hingga mereka tiba pada sebuah ... rumah pohon? batin Fizo.

Fizo menatap kagum tempat di hadapannya. Sebuah rumah pohon disertai ayunan yang dililit bunga dan dedaunan. Tidak terlewatkan juga danau bersih yang terdapat beberapa bunga teratai di atasnya. "Ra? Ini milik siapa?"

Fizo menolehkan kepalanya ke samping namun keberadaan Fira tidak terlihat di dekatnya. Matanya menyusuri setiap sudut tempat itu, dan ternyata dengan tatapan sendu gadis itu mengusap lembut batang pohon yang berada di dalam rumah pohon itu. "Ra? Turun, nanti kamu jatuh."

Melihat istrinya yang tak kunjung merespons, Fizo memutuskan untuk menyusul Fira naik ke atas. Ia menepuk pundak istrinya itu lalu pandangannya mengikuti arah pandang Fira. Hatinya sedikit tersentak saat melihat Fira mengusap namanya dan Jacky yang terukir di batang pohon itu. Ia menghela napas berat, tidak marah, Fizo justru memeluk Fira.

"Kamu benar-benar tidak bisa melepaskan mantan kamu?"

Hening. Tidak ada respons sama sekali dari sang empu. "Yasudah, tidak apa-apa. Aku tidak marah, memang tidak mudah melepaskan orang yang sudah amat kita cintai."

"Jack memang orangnya keras, suka nekat gak mikir risiko. Mungkin orang lain lihatnya Jack itu toxic, tapi dia benar-benar perlakukan Fira seperti ratu. Bahkan dia pernah dipukulin ayah dan papanya sampai hampir sekarat cuma karena khawatir sama Fira. Ah- maaf, Bi, ini akan jadi hari terakhir Fira mengunjungi Jack sebelum Fira menjadi milik Abi seutuhnya." Gadis itu mengarahkan pandangannya menatap Fizo. Fira bergerak membuka ranselnya, ia mengeluarkan beberapa barang pemberian Jack termasuk novel dan buku catatan yang ia letakkan di dalam rumah pohon itu.

"Ayo turun." Fizo mengangguk. Ia menuntun gadisnya itu untuk turun melewati tangga. Dengan lembut tangannya merangkul pundak Fira. Sebelum beranjak pergi, sudut matanya melirik tanah dekat danau dengan senyuman kecil.

Tidak adil rasanya jika Fira membuka sendirian. Biarkan rahasia kita, selamanya tersimpan, di tempat indah ini. Di tempat istimewa kita, berdua.



"Abi, boleh kita mampir ke rumah sakit jiwa tempat Vio dirawat?" Sempat terdiam sejenak namun akhirnya Fizo mengangguk dan mulai kembali melajukan mobilnya.

"Vi? Bagaimana kabar kamu?" Perempuan itu dengan tawanya mengacungkan kedua jempol pada Fira.

"Violet ini, ma syaa allahnya ternyata dia hafal 30 juz bahkan sampai sekarang mbak. Biasanya ada orang tuanya yang jenguk setiap minggu untuk murajaah hafalan anaknya lalu dikasih hadiah," ujar perawat.

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now