Bab 26 Haidar

212 13 0
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم

Cado takut gak bisa masuk sma favorit 😣



Setelah mendengar nasihat Fizo kemarin, Fira mulai mencoba 'tak acuh dengan mereka yang curang. Yang terpenting dirinya harus tetap jujur dan saling mengingatkan sesama. Bahaya sekali jika kita melihat teman bermaksiat sedangkan kita tau dan tidak menegurnya. Kita seperti setan bisu--UAH. Akibat fatalnya nanti, ketika kita berada di akhirat, di saat semua kebajikan yang kita lakukan seharusnya bisa memasuki surga-Nya, ternyata di fulan atau fulanah itu mengatakan pada Allah. "Ya Allah ... sungguh di dunia dia melihatku berbuat maksiat dan dia tidak menegurku. Maka biarlah dia ikut bersamaku ke dalam neraka!"

Naudzubillah min dzalik.

"Ra, kamu terlalu fokus pada bonekamu," lirih Fizo membuat Fira yang sedang bermain boneka itu menoleh. Ia berkacak pinggang seraya menatap Fizo tidak suka. "Kita sudah berpisah hampir dari satu minggu. Wajarlah kita melepas rindu."

"Babi, Fira mau ke dapur dulu. Tolong jaga Ava sama Cado ya," pintanya tanpa menunggu persetujuan dari Fizo, ia langsung pergi begitu saja.

Fizo menatap sinis kedua boneka itu. Ia mengambil salah satunya, lalu diam-diam membawanya masuk ke dalam kamar mandi. Ia menyalakan keras dan mulai memandikan boneka itu. Entah, bahkan Fizo tidak mengerti yang mana Ava dan yang mana Cado. Semuanya terlihat sama saja, tidak ada bedanya sedikitpun.

Ia tersenyum penuh kemenangan saat melihat keadaan boneka itu sudah acak-acakan. Lalu ia keluar dan mengembalikannya pada tempat asal. Tidak ingin mengambil risiko, Fizo mengambil duduk di sofa kecil bulat di sudut kamarnya itu. Mengambil satu buku dan membacanya dengan tenang.

Setelah larut dalam bacaannya, tiba-tiba suara teriakan Fira membubarkan semuanya. Fizo menatap gadis yang berdiri cengo di ambang pintu. Tangannya dengan secangkir kopi itu jika tidak dijaga keseimbangannya bisa jatuh mengenai kaki Fizo.

Fira segera menaruh kopinya di nakas. Ia menghampiri bonekanya yang sudah acak-acakan itu.

Seketika pandangannya tertuju pada sosok di pojok yang juga menatapnya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seketika pandangannya tertuju pada sosok di pojok yang juga menatapnya itu. Fizo mengangkat satu tangannya. "Bukan aku."

"Lalu siapa?! Dia bisa berjalan sendiri?" Geram Fira.

Jari Fizo menunjuk satu boneka avocado lain di samping Fira. "Dia. Dia juga tersangka, mengapa hanya menyalahkanku?"

"Dia hanya boneka, Bi?" Fira menghela napas pasrah.

"Tapi dia bukan boneka biasa." Ucapan Fizo mampu membuat Fira diam termenung menantikan kalimat selanjutnya dari lelaki itu, "tadi aku lihat dia membawa kembarannya ke dalam kamar mandi." Seketika raut wajah Fira berubah, ia perlahan menjauh dari bonekanya. Raut wajahnya penuh takut membuat Fizo mati-matian menahan tawanya. Ternyata, istrinya itu begitu takut dengan hal mistis.

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now