Bab 35 Kebun Raya 2

159 12 0
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم

Hiatus berapa hari, Cado? 4 hari? 5 hari? Lupa hehe ....

Mata Cado sudah sembuh dan pendaftarannya masih beberapa hari ke depan. Jadi kita lanjut dulu ....



Setelah sekitar lima puluh tiga menit mereka berkeliling. Fira mulai merasakan pegal di area kakinya. Sungguh, ia tidak tahan lagi. Tidak bisa jika kakinya dipaksa mengayuh untuk kembali ke tempat persewaan lagi.

"Abi ... Fira tidak kuat." Rasanya gadis itu ingin menangis saja. Pasalnya mereka harus mengembalikan sepeda tepat pada waktunya. Tersisa tujuh menit lagi, sedangkan jarak mereka dari tempat sewa juga lumayan jauh.

Fizo menoleh, ia tersenyum kecil pada Fira yang masih tertinggal di belakang itu. Melihat Fira berhenti dengan napas tersenggal-senggal, ia berbalik, berdiri di samping Fira dengan sepedanya.

Fizo mengulurkan tangannya. "Pegang aku."

"Untuk?"

"Pegang saja." Fira menurut. Ia mengenggam tangan Fizo lalu gadis itu tersentak kaget saat tiba-tiba Fizo menggeretnya dengan sepedanya. Untung saja ia bisa menyeimbangkan tubuh, jika tidak, bisa jadi keduanya tumbang bersamaan.

Fizo membawa mereka tepat waktu di tempat sewa. Fira turun lalu menyusul Fizo yang sedang mengambil barang mereka dan ktpnya.

"Fira bantu bawakan." Inisiatifnya saat melihat Fizo membawa begitu banyak barang. Satu tas selempang di dadanya, keranjang makanan, karpet mini, dan tangan kirinya yang mengandeng tangan Fira.

"Tidak perlu. Coba kamu lihat, tempat mana yang bagus untuk makan?" Fira menatap sekeliling. Pasalnya semuanya ... indah. Namun juga penuh dengan orang lain.

"Di sini penuh, Bi. Kita cari yang dekat pohon saja. Sudah hampir jam dua belas, pasti nanti panas." Fizo hanya mengangguk. Ia terus berjalan seraya mengandeng tangan Fira. Mereka terus menelusuri hingga ke belakang dan menemukan ....

"Ada tempat salat, Ra. Sudah waktunya zuhur, kita salat dulu ya?" Sejujurnya Fira ingin membantah. Kini perutnya terasa sangat lapar. Ia ingin cepat-cepat memakan bekal yang sudah disiapkan sedari pagi tadi. Namun sudahlah, mengingat ceramah dari Fizo saat ia meninggalkan salat magrib itu, rasanya ia tidak mau terkena siraman rohani lagi.

Keduanya masuk. Fira dan Fizo berjalan memisah karena kamar mandi putra dan putri dipisah. Fira mencuci tangannya di wastafel, lalu menatap sekitar, tunggu ... tidak ada tempat wudhu?

"Permisi, tempat wudhunya di mana ya?" Tanya Fira pada seorang wanita di sampingnya.

"Oh di dalam kamar mandi ada keran mbak, wudhu saja di sana."

Fira terdiam sejenak lalu mengangguk dengan senyumannya. "Terima kasih." Orang itu membalas dengan senyuman manis lalu kembali fokus membenarkan hijabnya di cermin.

Fira memasuki kamar mandi yang terbuka. Tidak lupa membaca bismillah dan memasuki menggunakan kaki kiri. Ia menatap sekitar, mau tidak mau, dengan ragu Fira mulai memulai wudhunya.

Selesai dengan wudhu, Fira membaca doa sesudah wudhu dalam hati. Lalu keluar dan mulai membenarkan kerudungnya. Selesai, ia keluar dari kamar mandi putri, di ruangan depan sana, terlihat Fizo baru saja memulai takbir salatnya. Fira beranjak menuju ruangan belakang Fizo, karena tempat salat putra putri juga terpisah. Fira mengambil mukenahnya, lalu memulai salatnya dengan kusuk.

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now