Bab 34 Kebun Raya

176 13 0
                                    

Halow ... Halow ....

بسم الله الرحمن الرحيم



Setelah salat asar, makan mi dan salat magrib tadi, Fira hanya terduduk diam di kasur sedang itu. Ia menatap sekeliling, ternyata kos sekecil ini. Apalagi tidak ada televisi. Membosankan sekali. Ia menoleh menatap suaminya yang sedang duduk di karpet dengan kitab di tangannya. Sebenarnya Fira sangat penasaran apa yang dibaca suaminya itu. Namun sudahlah, ia tidak boleh membantah.

"Abi ... Fira bosan sekali," renggeknya membuat perhatian Fizo teralih dari kitabnya.

Ia hanya tersenyum tipis menatap Fira. Ia menutup kitabnya, lalu beranjak menuju kasur. Ia mengambil duduk dengan posisi bersandar pada dinding. Sedangkan Fira sudah meletakkan kepalanya pada paha Fizo yang terbalut sarung itu.

"Mau aku nyanyikan sesuatu, Ra?"

"Boleh."

Ia mengusap lembut puncak kepala istrinya itu seraya melantunkan lagu yang dinyanyinya. "
قَدُّكَ الْمَيَّاسْ يَا عُمْرِي
يَا غُصَيْنِ الْبَانْ كَالْيُسْرِ
قَدُّكَ الْمَيَّاسْ يَا عُمْرِي
يَا غُصَيْنِ الْبَانْ كَالْيُسْرِ
اِنْتَ أَحْلَى النَّاسْ فِي نَظَرِي
جَلَّ مَنْ سَوَّاكْ يَا قَمَرِي
Ia terkekeh saat mendapati istrinya itu mengerut bingung akibat lagunya.
قَدُّكَ الْمَيَّاسْ مُدْمَالَا
َلَحْظُكَ الْفَتَّا نْ قَتَّالا
قَدُّكَ الْمَيَّاسْ مُدْمَالَا
َلَحْظُكَ الْفَتَّا نْ قَتَّالا
هَلْ لِوَاصِلْ خُلْدُ لَا لَا لَا لَا لَا
فَاقْطَعِ الْاَمَالْ وَانْتَظَرِى
Namun detik kemudian ia melihat Fira hampir saja terbawa ke alam mimpi. Dengan segera ia menepuk pelan kedua pipi itu. "Magrib-magrib jangan tidur, Humaira ...." Fira hanya menyengir membuat Fizo menggelengkan kepalanya. Kemudian ia melanjutkan nyanyiannya.
ْاَنَاوَحَبِيْبِى فِ جِنَيْنَة
وِالْوَرْدِخَيَّمْ عَلَيْنَا
ْاَنَاوَحَبِيْبِى فِ جِنَيْنَة
وِالْوَرْدِخَيَّمْ عَلَيْنَا
ْاِنْ طَلَبْ مِنِّى وِصَالُو
ياَرَبِّ تُشِتُرْعَلَيْنَا

قَدُّكَ الْمَيَّاسْ يَا عُمْرِي
يَا غُصَيْنِ الْبَانْ كَالْيُسْرِ
قَدُّكَ الْمَيَّاسْ يَا عُمْرِي
يَا غُصَيْنِ الْبَانْ كَالْيُسْرِ
اِنْتَ أَحْلَى النَّاسْ فِي نَظَرِي
جَلَّ مَنْ سَوَّاكْ يَا قَمَرِي

ْعُيُوْنَكِ سُوْديَا مَحْلَا هُم
ْقَلْبِى بِتُوَ لَّعْ بِهَوَاهُم
ْعُيُوْنَكِ سُوْديَا مَحْلَا هُم
ْقَلْبِى بِتُوَ لَّعْ بِهَوَاهُم
ْصَارْلِى سِنْتَيْن بَسْتَنَّاهُم
حَيَّرْتِ الْعَا لَمْ فِى أَمرِى

Belum selesai Fizo menyanyikan lagunya, kini kumandang azan isya sudah terdengar. "Ayo salat isya dulu, Ra. Setelah itu nanti kubacakan Al-Mulk dan sholawat nabi sampai kamu tertidur."

"Asik ... janji Al mulek, ya?"

Fizo mencubit gemas pangkal hidung istrinya itu. "Al-Mulk, Ya Humairaku ...."

●●●●

Kini Fira sudah bersiap dengan segala outfitnya. Setelah sarapan dan salat dhuha, mereka langsung bergegas menuju mobil. Tidak lupa berpamitan dan berterima kasih kepada Ibu Kos. Setelah subuh tadi, mereka berdua juga sudah memasak bersama untuk dibawa wisata nanti.

Perjodohan Tidak Seindah Bayangan [END]Where stories live. Discover now